GridHEALTH.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan sejauh ini total terdata 241 kasus gagal ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) di Indonesia. Dari 241 kasus itu, sebanyak 133 orang meninggal dunia.
Budi mengatakan mayoritas pasien penyakit yang masih belum diketahui penyebabnya ini berasal dari golongan anak-anak, dengan pasien paling banyak bayi di bawah lima tahun (balita).
"Hari ini saya ingin memberi update lanjutan dari dua hari lalu. Sampai sekarang kita sudah mengidentifikasi ada 241 kasus gangguan ginjal akut di 22 provinsi dengan 133 kematian atau 55 persen dari kasus," kata Budi dalam konferensi pers di Gedung Adhyatma Kemenkes, Jakarta Selatan, Jumat (21/10/2022), dikutip dari CNN.
Melihat hal ini Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy tak tinggal diam. Ia meminta polisi untuk mengusut kasus penyakit ini.
Kepolisian RI kemudian membentuk tim gabungan dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait bahan baku obat sirop diduga penyebab Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) pada Anak-anak.
"Tentunya Polri akan segera membentuk tim dan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan BPOM untuk bersama mendalami kejadian tersebut sesuai atensi pimpinan," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo dalam keterangan tertulis, Minggu (23/10/2022).
Baca Juga: Cara Mengobati Gatal di Kulit Akibat Biduran Agar Tidak Kambuh Lagi
"(Pak Menteri Kesehatan) sudah lapor ke saya tapi belum semua, karena saya harus mengundang dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian terutama karena kemungkinan ini bahan bakunya impor, bahkan mungkin obatnya itu sendiri impor," kata Muhadjir di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (21/10/2022).
Kementerian Kesehatan bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan tiga zat kimia berbahaya, yakni ethylene glycol (EG), diethylene glycol (DEG), dan ethylene glycol butyl ether (EGBE) pada 15 contoh produk obat sirop yang diteliti dari pasien gangguan ginjal akut.
Zat-zat kimia tersebut terdeteksi di organ pasien melalui penelitian terhadap 99 pasien balita meninggal akibat gagal ginjal di Indonesia.
"Kemudian di dalam negeri mesti kita libatkan juga Kementerian Perindustrian, bagaimana supervisinya terhadap industri-industri domestik yang sekarang dicurigai sebagai pemicu gagal ginjal akut itu," tambah Muhadjir. Muhadjir mengatakan saat ini penanganan kasus tersebut masih ditangani Kemenkes dan BPOM.(*)
Source | : | Kompas.com,merdeka.com,CNN Indonesia |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar