"Peningkatan kasus gelombang XBB di Singapura berlangsung cepat dan sudah mencapai 0,79 kali gelombang BA.5 dan 0.46 kali gelombang BA.2," jelasnya.
Waspada varian lain
Meskipun saat ini yang sedang menjadi perhatian adalah perkembangan kasus subvarian XBB, tapi pemerintah Amerika Serikat dan Eropa mewanti-wanti masyarakat terkait kemunculan varian baru BQ.1 dan BQ.1.1.
Kedua varian tersebut telah menyumbang 16,6% kasus Covid-19 di Amerika Serikat, hampir dua kali lipat dari jumlah kasus pekan sebelumnya.
Sementara itu, diperkirakan Covid-19 varian BQ.1 dan BQ.1.1 akan masuk serta mendominasi Eropa dalam sebulan ke depan.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (22/10/2022), dua varian itu merupakan turunan dari subvarian Omicron BA.5, yang memang cukup mendominasi kasus Covid-19 di Eropa maupun Amerika Serikat.
Belum ada bukti bahwa BQ.1 memiliki tingkat keparahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Omicron BA.4 dan BA.5, yang sempat menyebabkan gelombang baru.
Akan tetapi, berdasarkan hasil penelitian sebuah laboratorium di Asia, BQ.1 dan BQ.1.1 disebut memiliki kemungkinan menghindari perlindungan kekebalan.
"Varian ini (BQ.1 dan BQ.1.1) sangat mungkin dapat menyebabkan gelombang penyakit yang sangat buruk musim dingin ini di AS karena sudah mulai terjadi di Eropa dan Inggris," kata Gregory Poland, ahli virus dan peneliti vaksin di Mayo Clinic.
Organisasi Kesehatan Dunia pekan lalu mengatakan bahwa subvarian BQ.1 dan BQ.1.1 sudah terdeteksi di kurang lebih 29 negara.
Sementara CDC memprediksi keduanya akan menyebabkan 9,4% kasus dari keseluruhan varian yang beredar saat ini.(*)
Baca Juga: Pandemi Belum Berakhir, WHO Masih Nyatakan Covid-19 Kondisi Darurat Global
Source | : | Reuters,Sekertariat Kabinet RI |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar