Pakar Psikologi UNAIR Dr. Ike Herdiana, M.Psi. menyebut bahwa perempuan seringkali menghadapi banyak faktor pemicu masalah kesehatan mental.
Begitu pula dengan peran perempuan yang sering mengambil tanggung jawab jika ada keluarga yang mengalami kecacatan atau lanjut usia.
“Kultur masyarakat kita selalu membebankan pengasuhan anak pada perempuan saja. Padahal pengasuhan itu tugas sangat berat yang seharusnya dilakukan secara seimbang oleh ibu dan ayah."
"Hal ini penting karena tidak hanya terkait kesetaraan peran, tapi juga tumbuh kembang anak,” terang Ketua Program Studi Magister Psikologi UNAIR tersebut.
Perempuan yang memiliki tanggung jawab lebih seperti itu umumnya akan mudah mengalami kecemasan dan depresi.
Perempuan pun cenderung hidup dalam kemiskinan dibandingkan dengan pria dan menimbulkan rasa tidak aman serta terisolasi.
Faktor lainnya adalah kenyataan bahwa kasus kekerasan maupun pelecehan seksual hampir selalu terjadi pada perempuan dan anak-anak.
Perempuan yang mengalami pengalaman traumatis lebih rentan terkena PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) dan dampak mental jangka panjang.
“Kita masih menemui banyak stigma pada perempuan. Perempuan yang bekerja larut malam atau memakai pakaian berbeda sering menjadi sasaran stigma,” paparnya dalam webinar Kartini Masa Kini pada Minggu (25/04/2021).
Pertolongan bisa dimulai dari hal sederhana, seperti mulai menghargai dirimu sendiri, mencoba hal-hal menyenangkan, mengelola stres dengan cara yang positif, menerapkan pola hidup yang sehat, hingga meminta bantuan psikolog dan psikiater.(*)
Baca Juga: Healthy Move, Yoga in The Park, Latihan Yoga di Tempat Terbuka Agar Lebih Bersemangat
Source | : | Unair.ac.id,alodokter,Gridhealth |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar