GridHEALTH.id - Kit atentu sudah mengetahu jika obesitas adalah salah satu masalah kesehatan yang berbahaya.
Pasalnya obesitas merupakan jembatan bagi berbagai penyakit tidak menular (PTM) yang berbahaya bagi tubuh, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Adapun obesitas itu adalah merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama.
Jadi obesitas adalah suatu keadaan dari akumulasi lemak tubuh yang berlebihan di jaringan lemak dan dapat menimbulkan beberapa penyakit.
Obesitas pada dewasa berkaitan dengan sindroma metabolik, sedangkan obesitas serta sindroma metabolik yang berkembang pada masa anak dapat berlanjut sampai dewasa.
Terjadinya obesitas lebih ditentukan oleh terlalu banyaknya makan, terlalu sedikitnya aktivitas atau latihan fisik, maupun keduanya.
Dengan demikian tiap orang perlu memerhatikan banyaknya masukan makanan dan cairan (disesuaikan dengan kebutuhan tenaga sehari- hari), dan aktivitas fisik
yang dilakukan.
Perhatian lebih besar mengenai kedua hal ini terutama diperlukan bagi mereka yang kebetulan berasal dari keluarga obesitas, berjenis kelamin wanita, pekerjaan banyak duduk, tidak senang melakukan olahraga, serta emosionalnya labil.
Untuk mengetahui obesitas atau tidak, obesitas ditentukan dengan mengklasifikasikan status gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT).
Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan rumus matematis yang berkaitan dengan lemak tubuh orang dewasa, dan dinyatakan sebagai berat badan dalam kilogram dibagi dengan kwadrat tinggi badan dalam ukuran meter.
Baca Juga: Anak Sakit Jangan Langsung Kasih Antibiotik, Pengaruhi Sistem Imun dan Kemampuan Kognitifnya
Rumus menentukan IMT :
IMT = Berat Badan (kg)
Tinggi Badan (m)²
Interpretasi | IMT |
Berat badan kurang/underweight | <18,5 |
Normal | 18,5-22,9 |
Overweight | 23-24,9 |
Gemuk/Obesitas I | 25,0-29,9 |
Sangat gemuk/Obesoitas II | >30,0 |
Karenanya kita semua untuk waspada dan mulai menerapkan pola hidup sehat, meninggalkan perilaku tidak sehat, yang menyebabkan berbagai dampak berbahaya bagi tubuh.
Adapun dampak obesitas pada Tubuh, berikut ini adalah beberapa dampak obesitas pada tubuh yang perlu diketahui oleh masyarakat, diantaranya adalah:
1. Asma
2. Kanker payudara
3. Perlemakan hati
Jarang yang mengetahui bahwasannya obesitas bisa menyebabkan perlemakan hati.
Penyakit perlemakan hati non alkoholik merupakan salah satu penyebab penyakit hati kronis yang dapat mengakibatkan sirosis hati dan kanker hati.
Non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD) sangat berkaitan dengan obesitas dan DM Tipe 2.
Pada DM Tipe 2 banyak yang mengalami obesitas sehingga tidak menutup kemungkinan untuk dapat terjadi perlemakan hati non alkoholik.
Baca Juga: Anak Sakit Jangan Langsung Kasih Antibiotik, Pengaruhi Sistem Imun dan Kemampuan Kognitifnya
Di Indonesia, prevalensi DM Tipe 2 yang mengalami NAFLD sebesar 52%.
Dokter spesialis penyakit dalam gastroenterologi hepatologi dari FKUI/RSCM, L A Lesmana mengatakan, dilansir dari Kompas.com (27/08/2014), perlemakan hati mungkin menjadi faktor yang paling banyak menyebabkan kanker hati.
Pasalnya perlemakan hati erat kaitannya dengan gaya hidup.
"Gaya hidup yang banyak terjadi sekarang adalah pola makan tinggi lemak dan kurang bergerak, menyebabkan obesitas dan memicu perlemakan hati," tuturnya dalam diskusi media bertajuk "Penanganan Kanker Hati Stadium Lanjut" di Jakarta, pada Selasa (26/8/2014).
Rino A Gani, dokter spesialis penyakit dalam penyakit dalam gastroenterologi hepatologi FKUI/RSCM mengatakan, untuk menjadi kanker hati perlemakan hati biasanya sudah terjadi sekitar 20 tahun.
Sebelum itu terjadi, maka perlemakan hati perlu segera diatasi. Salah satunya hindari obesitas.
4. Penyakit kandung empedu
Obesitas dapat sebabkan masalah batu empedu, banyak masyarakat awam yang kurang mengetahuinya.
Ketahuilah, batu empedu merupakan masalah kesehatan yang penting di negara barat sedangkan di Indonesia kejadian batu empedu terus meningkat terutama pada usia
muda, dan baru mendapat perhatian secara klinis, publikasi penelitian membahas
mengenai batu empedu masih terbatas.
Pembentukan batu empedu dipengaruhi oleh beberapa faktor, insiden terjadinya batu empedu semakin tinggi bila faktor risiko semakin banyak.
Baca Juga: Bengkak dan Biduran di Bibir, Apa Penyebab Utamanya? Simak Disini
Faktor risiko yang mempengaruhi terbentuknya batu empedu antara lain, jenis kelamin, usia di atas 40 tahun, hiperlipidemia, obesitas, genetik, aktivitas fisik, kehamilan, diet tinggi lemak, pengosongan lambung yang memanjang, nutrisi parenteral yang lama, dismotilitas dari kandung empedu, obat- obatan antihiperlipidemia (klofibrat), dan penyakit lain (pankreatitis, diabetes melitus, sirosis hati, kanker kandung empedu, dan fibrosis sistik).
5. Sleep Apnea atau henti napas waktu tidur
6. Penyakit jantung koroner
7. Diabetes melitus tipe 2
8. Hipertensi
9. Stroke
10. Asam urat dan gout.
Diharapkan dengan artikel ini dapat memberikan motivasi kepada masyarakat yang saat ini tengah mengalami obesitas untuk mau menerapkan perilaku hidup sehat, seperti makan makanan yang bergizi, rutin berolahraga atau melakukan aktivitas ringan minimal 30 menit perhari, dan mencukupi kebutuhan tidur.
Jangan lupa untuk terus pantau berat badan kita, dan bersegera untuk menghubungi fasilitas kesehatan terdekat untuk melakukan konsultasi mengenai program diet dan pemeriksaan kesehatan, agar berbagai penyakit akibat obesitas bisa mendapatkan penanganan sedini mungkin.(*)
Baca Juga: Tak Hanya Jadi Bumbu Dapur, Daun Salam Juga Efektif Turunkan Kolesterol
Komentar