GridHEALTH.id - Walau suplemen herbal, kita tetap harus tahu aturan dan cara minumnya. Karena jika salah tidak mustahil bisa merugikan.
Untuk diketahui, pemanfaatan obat herbal telah terbukti empiris secara turun menurun dapat memelihara kesehatan tubuh.
Karenanya BPOM RI berkomitmen mendukung pemanfaatan herbal Indonesia untuk dikembangkan menjadi obat herbal dan suplemen kesehatan
Sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, Indonesia berpeluang besar mengembangkan riset obat herbal.
Terbukti beberapa herbal dapat digunakan sebagai imunomodulator atau peningkat sistem imun seperti kunyit, jahe, temulawak, meniran, jambu biji, sambiloto, echinacea, atau berbagai efikasi lain yakni antiinflamasi, antioksidan, dan lain sebagainya.
Bahkan tidak menutup kemungkinan herbal Indonesia dapat berfungsi sebagai antiviral dan perlu dilakukan pembuktian ilmiah melalui uji klinik.
"Konsumsi herbal dan suplemen kesehatan yang aman, bermanfaat, dan bermutu menjadi salah satu upaya preventif yang perlu dibudayakan oleh masyarakat pada masa pandemi ini," imbau Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito dalam Focus Group Discussion (FGD) virtual "Peran Herbal dan Suplemen Kesehatan Menghadapi Pandemi COVID-19" di Kantor Badan POM, Kamis (14/05).
Namun, jangan pandang suplemen herbal minim akan risiko.
Tahu kah, tak jarang, suplemen herbal dikonsumsi bersama obat-obatan rutin dengan harapan bisa semakin meningkatkan kesehatan, justri yang terjadi sebaliknya.
Maka dari itu, kebiasaan mengombinasikan suplemen herbal dengan obat-obatan sebaiknya tak lagi dilakukan, terutama obat-obatan untuk masalah kardiovaskular.
Menurut studi dalam Journal of the American College of Cardiology, kombinasi keduanya bisa memunculkan efek yang berpotensi membahayakan.
Baca Juga: 7 Obat Sirup Mengandung Cemaran EG dan DEG yang Tinggi, Catat Serta Hindari
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar