4. Penyakit lain yang mendasari
5. Kongenital
6. Intoksikasi (keracunan), bisa dari makanan, minuman, dan obat.
Keracunan Obat Penyebab Terbanyak, Tapi Pasien Gagal Ginjal Akut Bisa Disebabkan oleh Faktor Lain
“Setelah melalui penelitian-penelitian ketat oleh Kementrian Kesehatan dengan berbagai pihak yang profesional, kita menyingkirkan itu semua tadi, termasuk dugaan infeksi Covid, kita periksa semua ternyata tidak ada. Akhirnya kita menyimpulkan dugaan atau ada kaitannya penyebab gagal ginjal ini dengan intoksikasi,” kata dr. Syahril menyebutkan penyebabnya pada kesempatan yang sama.
Meski intoksikasi menjadi penyebab terbanyak, namun dr. Syahril juga menjelaskan bahwa tidak menutup kemungkinan anak terkena gagal ginjal akut meski sudah tidak mengonsumsi obat sirup.
“Ada orang yang tidak minum obat (tapi kena), bisa saja kok, bisa karena dia bukan karena obat tapi penyebab yang lain, mungkin dia dehidrasi, mungkin dia infeksi patogen, bakteri, nah ini tidak bisa dipungkiri,
“Jadi, gagal ginjal akut ini bisa juga disebabkan oleh faktor lain (enam faktor yang sudah disebutkan di atas), tetapi setelah kita melakukan penyelidikan tadi, faktor risiko terbanyak penyebab gagal ginjal yang kita teliti ini karena intoksikasi,” jelasnya.
Contohnya, pada pasien di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, pasien gagal ginjal akut ini justru hanya ada 1 yang disebabkan oleh intoksikasi khususnya cemaran dietilen glikol, selebihnya ada karena infeksi patogen dari adenovirus, SARSCov2, influenza, hingga staphylococcus sp.
Dengan adanya penyebab-penyebab lainnya, orangtua perlu mengenali gejala awal (prodromal) yang umum dialami oleh pasien gagal ginjal akut, seperti demam, kehilangan nafsu makan, malaise, muntah, mual, ISPA, diare, nyeri bagian perut, dehidrasi, pendarahan, air kencing berkurang. Jika ditemukan gejala ini, jangan ragu periksakan sebelum memasuki stadium tinggi, seperti sudah tidak mengeluarkan air kencing.
Selain itu, untuk menjaga ginjal anak tetap sehat, cobalah untuk melakukan pola hidup sehat, cukupi kebutuhan cairan sesuai usia, konsumsi makanan lengkap dan gizi seimbang, serta hindari konsumsi obat-obatan keras terbatas tanpa resep dokter. (*)
Source | : | Dinkes Jakarta,Keterangan Pers Kemenkes RI |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar