Pada anak-anak, DID tidak muncul dengan perubahan identitas, melainkan dengan gangguan mental yang menimbulkan masalah memori, konsentrasi, keterikatan, dan permainan traumatis. Pada remaja, agresivitas muncul dan mungkin hanya tampak sebagai gejolak remaja atau gejala gangguan mental yang lain.
Sedangkan, gejala pada individu yang lebih tua berkaitan dengan gangguan mood, obsesif kompulsif, paranoid, psikotik, atau bahkan gangguan kognitif yang disebabkan amnesia disosiatif.
Sedangkan Gejala DID:
* Gangguan secara berulang yang tidak dapat dijelaskan terhadap fungsi sadar dan rasa atas diri (sense of self) (misalnya munculnya suara-suara, tindakan, ucapan, pikiran, emosi, dan impuls yang mengganggu).
* Perubahan sense of self (misalnya secara sikap, preferensi, dan perasaan bahwa tubuh atau tindakan yang dilakukan bukan miliknya sendiri).
* Perubahan persepsi yang aneh (misalnya depersonalisasi atau merasa bahwa jiwanya terlepas, dan seolah melihat diri sendiri dari luar tubuhnya; derealisasi atau merasa bahwa lingkungan sekitarnya aneh, asing, dan tidak nyata).
Baca Juga: Cara Menjaga Kesehatan Tulang Punggung, Tetap Kuat di Usia Tua
* Amnesia berulang (tidak mampu mengingat aktivitas sehari-hari, informasi pribadi yang penting, atau peristiwa traumatis).
* Gejala neurologis fungsional yang berselang (intermittent).
Seiring berjalannya waktu, pengidap DID juga mungkin akan mengalami masalah kejiwaan lain, seperti :
* Kecemasan (anxiety)
* Depresi
* Penyalahgunaan NARKOTIKA
* Gejala psikosis (delusi)
* Gangguan makan dan tidur
* Tendensi untuk bunuh diri dan upaya menyakiti diri sendiri (self-harm) (Dorahy et al., 2014; Dzilhaq, 2021).
Penangan DID
Source | : | UNPAD-Bipolar,Unnes-kepribadian ganda |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar