GridHEALTH.id – Pandemi Covid-19 meski sudah dinyatakan cenderung turun kasusnya di Indonesia, namunjelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 ditemukan subvarian Omicron baru BN.1 dengan 20 kasus.
Karenanya percepatan vaksinasi terus dilakukan untuk membangun ketahanan masyarakat menjelang Nataru.
Juga, kebijakan PPKM tetap diteruskan mengingat masih terus adanya potensi penemuan subvarian baru Covid-19 yang masuk ke Indonesia.
Dengan tingkat ketahanan yang tinggi, diharapkan tidak terjadi peningkatan kasus yang terlalu tinggi, jika mengalami kenaikan pun dapat dikendalikan.
Berdasarkan informasi terbaru yang diberikan Kemenkes 2022, dinyatakan ada 3.351 konfirmasi kasus baru Covid-19, dengan jumlah kasus sembuh sebanyak 3.240 kasus dan sebanyak 41 kasus meninggal.
Menurut dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid selaku Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, kasus harian Covid-19 saat ini cenderung turun.
hal itu disampaikannya kepada awak media, saat ditemui secara langsung dalam acara Pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pejabat Fungsional Ahli Utama di Lingkungan Kementrian Kesehatan pada Kamis (08/11/2022).
Ditanya lebih lanjut mengenai persiapan menghadapi libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022, dr. Siti Nadia menjelaskan tetap tidak mencabut PPKM yang saat ini diberlakukan.
Pemerintah juga akan mengevaluasi kembali, “Sementara yang kita lakukan evaluasi, PPKM kan kemarin baru keluar juga mengenai evalusi PPKM, kebijakannya masih tetap ga dicabut,” katanya.
Selain itu, Kemenkes melalui dr. Siti Nadia juga menyatakan akan tetap melakukan surveilans genomik, “Surveilans genomik kita tingkatkan walaupun kasus sekarang cenderung turun.”
Dokter Siti Nadia pun mengatakan saat ini Indonesia ditemukan satu varian yang berbeda dengan yang lain.
Subvarian baru ini adalah BN.1 yang masih berasal dari Omicron dan merupakan sublineage dari BA.2.75.
“Subvarian baru setelah XBB1 dan BQ1, sudah ada kasusnya, kita lihat potensi, lagi dimonitor apakah ini akan menjadi penyebab peningkatan kasus,” kata dr. Siti Nadia.
Berdasarkan data dari Kemenkes, subvarian BN.1 ini sudah ditemukan di beberapa negara di dunia, termasuk di Indonesia.
Tercatat di Indonesia sendiri, sudah ada sebanyak 20 kasus di beberapa Provinsi di Indonesia.
Kasus pertama dilaporkan dari Kepulauan Riau dengan pengambilan sampel dan data pada 16 September 2022.
Dengan detail jumlah kasus, ada 9 kasus di Provinsi Jakarta, 5 kasus di Jawa Tengah, 3 kasus di Kepulauan Riau, 1 kasus di Sumatera Barat, 1 kasus di Kalimantan Barat, dan 1 kasus di Kalimantan Selatan.
Di dunia sendiri, subvarian BN.1 pertama kali dilaporkan pada akhir Juli 2022 dari India. Beberapa negara lain yang turut melaporkan penemuan subvariant BN.1 adalah Amerika Serikat, Inggris, Austria, dan Australia.
Dunia tengah memonitor varian baru ini karena terdapat peningkatan kasus dengan varian BN.1 selama satu bulan terakhir.
Berdasarkan dari pola yang selama ini disebutkan oleh pemerintah, saat subvarian ini bersifat jenuh maka akan terjadi penurunan kasus, jika ada peningkatan maka umumnya akan mengalami penurunan kasus selama tiga bulan.
“Hal yang menyebabkan peningkatan kasus adalah varian baru, kita sudah melewati gelombang XBB dan BB1, kita perhatikan ada subvarian baru BN.1 tapi kita kemudian kita juga melihat tren juga di banyak negara belum terjadi peningkatan, nanti kita lihat pola-polanya apakah seperti itu,” lanjut dr. Siti Nadia.
Menjelang Nataru, capaian vaksinasi masih tetap ditingkatkan, baik untuk masyarakat umum maupun lansia yang saat ini tengah berlangsung, “Tetap percepatan vaksinasi dan vaksinasi booster masih menjadi syarat perjalanan,” kata dr. Siti Nadia.
“Buat pelaku perjalanan masih tetap booster, kalau untuk masuk mall sampai saat ini yang penting vaksinasi lengkap, seperti yang sudah kita lakukan,” lanjut dr. Siti Nadia.
Sero survei akan dilakukan pada akhir tahun untuk melihat tingkat ketahanan masyarakat dalam suatu daerah. (*)
Baca Juga: Hari Kesehatan Nasional, Pemberian Vaksin Dosis Kedua Untuk Lansia Sesuai Izin Kemenkes
Source | : | liputan langsung Pelantikan Pejabat Kemenkes |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar