“Semua saya hadapi,” ceritanya dengan mata berkaca-kaca.
Selama pengobatan, Bunga justru merasa sedih karena hanya ditemani oleh sang ibu yang berusia 80 tahun.
Dengan tubuhnya yang lumpuh, ia berjuang sendiri.
Karena tidak ingin menjadi beban keluarga, Bunga menumpang di kantor KDS (Kelompok Dukungan Yang Sebaya).
Pada 2015 ia mulai aktif di KDS sebagai relawan.
Seiring berjalannya waktu, kini ia menjadi pendamping.
Bahkan, Bunga juga sering melakukan penyuluhan di beberapa instansi dan sekolah.
Itulah kisah nyata penyintas HIV/AIDS seorang bernama Bunga yang sempat berputus asa dan berusaha untuk bangkit.
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar