GridHEALTH.id - Kasus infeksi HIV pada anak tidak bisa dipandang sebelah mata. Karena tidak ada gejala khas saat anak terinfeksi HIV, seringkali mengecoh.
Untuk diketahui, Badan Kesehatan WHO (World Health Organization) mencatat penularan virus HIV pada bayi dengan jumlah yang tidak sedikit.
WHO mencatat HIV telah menginfeksi sekitar 4 juta anak didunia dan juga menyebabkan kematian hingga 3 juta anak.
Sedangkan di Indonesia, Kementerian Kesehatan RI melaporkan bahwa terdapat 12.553 anak di bawah usia 14 tahun yang terinfeksi HIV di Indonesia.
Jumlah ini didapat dari data yang dikumpulkan sejak 2020 hingga September 2022.
Baca Juga: Selamat Jalan Lord Rangga Sunda Empire, Kelucuannya Menjadi Kenangan
"Kalau dilihat jumlahnya, usia kurang dari empat tahun itu lebih dominan pada anak dengan HIV. Dan kalau dilihat dari total, itu ada sekitar 12.533 anak usia 14 tahun ke bawah yang diketahui status HIV-nya," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes Imran Pambudi dikutip Kompas.com (29/11/2022).
Menurut dokter spesialis anak dari RSUP Persahabatan M Ramdhani Yassien, infeksi human immunodeficiency virus (HIV) pada anak sering kali tidak menimbulkan gejala khas.
Hal itulah yang kadang-kadang dapat mengecoh orang tua.
"Pada anak gejalanya tidak khas. Seperti kita ketahui bahwa HIV itu menyerang daya tahan tubuh, sehingga bisa terjadi penyakit apa saja, dan kita tahu bahwa anak kecil ini memang daya tahan tubuhnya belum terbentuk dengan baik," jelas Ramdhani, di acara bincang-bincang kesehatan secara daring (6/12/2022), dikutip dari Republika.co.id (6/12/2022).
Masih menurut Ramdhani, gejala yang timbul ketika anak terinfeksi HIV bergantung pada sistem tubuh mana yang terserang oleh infeksi penyakit.
Baca Juga: Cedera Bahu Paling Sering Terjadi Saat Olahraga, Bahkan Ada yang Sampai 'Copot'
Source | : | RSAB Harapan Kita-HIV |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar