Efek samping konsumsi gula berlebih yang berikutnya adalah terjadinya perlemakan hati. Terutama asupan gula tambahan jenis fruktosa.
“Ketika asupan fruktosa berlebih, maka hati akan mengubahnya menjadi lemak. Lemak tersebut akan membebani hati dan menyebabkan perlemakan hati,” jelas dokter Juwalita.
Sudah menjadi rahasia umum kalau makanan dan minuman tinggi gula bisa menyebabkan terjadinya diabetes melitus.
Dijelaskan bahwa konsumsi gula tambahan bisa mengakibatkan terjadinya resistensi insulin. Ini menyebabkan terganggunya metabolisme karbohidrat.
Sebagai informasi, insulin adalah hormon dari pankreas yang berperan mengatur kadar gula darah.
Apabila sudah terjadi diabetes, risiko komplikasi masalah kesehatan lainnya seperti penyakit pembuluh darah di jantung dan perifer akan meningkat.
Berdasarkan rekomendasi Kementerian Kesehatan dalam Permenkes Nomor 30 Tahun 2013, batasan konsumsi gula seseorang adalah 10 persen dari total energi yang dibutuhkan.
Ini artinya seseorang dalam satu hari asupan gula yang dibutuhkan maksimal 50 gram, setara 4 sendok makan. Sedangkan untuk anak-anak sekitar 25 gram per hari atau 2 sendok makan.
Lantas, bagaimana cara membatasinya? Mengingat saat ini makanan dan minuman manis mudah sekali didapatkan.
"Mulai untuk mengontrol diri agar tidak terlalu sering mengonsumsi makanan dan minuman manis yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan untuk snacking. Jika sudah menjadi kebiasaan, mengontrol diri dari asupan gula tambahan akan semakin mudah," jelas dokter Juwalita.
Langkah ini bisa dilakukan dengan memesan minuman tanpa gula atau hanya menggunakan sedikit gula. Serta tidak menambahkan kecap atau saus yang terlalu banyak dalam makanan.
"Mulailah untuk mencari alternatif makanan penutup yang rendah gula, seperti buah segar, yogurt, atau susu rendah lemak," pungkasnya.
Untuk camilan, bisa memilih makanan yang kaya serat dan protein misalnya snack bar, kacang-kacangan, buah-buahan (stroberi, apel, jeruk, dan pir).
Mengatur asupan gula juga bisa dilakukan dengan selalu perhatikan label pada kemasan makanan dan menerapkan pola hidup sehat secara keseluruhan. (*)
Baca Juga: Bahaya di Balik Lezatnya Makanan Kekinian, Sumber Penyakit Kronis
Source | : | Siaran Pers |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar