GridHEALTH.id - Makanan dan minuman manis disukai oleh banyak orang, dari segala kelompok usia.
Pada momen-momen tertentu, seperti Natal dan Tahun Baru, kudapan manis disuguhkan untuk dimakan bersama-sama.
Gula merupakan sumber karbohidrat sederhana yang dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan energi.
Meskipun menggugah selera, tetapi konsumsi makanan dan minuman manis juga tak boleh berlebihan.
Dokter Spesialis Gizi Klinik dr Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK, dari RS Pondok Indah-Pondok Indah mengatakan, konsumsi gula yang tidak terukur bisa membahayakan kesehatan.
Selain timbul efek kecanduan, sejumlah penyakit juga berisiko terjadi, di antaranya berikut:
Karies gigi adalah masalah kesehatan yang paling sering terjadi akibat konsumsi gula berlebihan.
“Bakteri di dalam mulut akan mengubah kandungan gula dari makanan atau minuman yang Anda konsumsi menjadi asam,” kata dokter Juwalita dalam siaran pers, Jumat (23/12/2022).
Jika setelah itu malas menggosok gigi, maka asam yang menumpuk itu akan menjadi sarang berkembang biaknya kuman dan terjadilah karies gigi, yang menyebabkan gigi berlubang.
Tak hanya membuat gigi berlubang, makanan dan minuman manis yang dikonsumsi tanpa dibatasi sama artinya dengan tubuh mendapat asupan energi berlebih.
Pada akhirnya, ini akan meningkatkan risiko penambahan berat badan dan bahkan bisa berujung pada obesitas.
Baca Juga: Bukan Cuma Gara-gara Makanan Manis, Ketahui Penyebab Lain Diabetes
Efek samping konsumsi gula berlebih yang berikutnya adalah terjadinya perlemakan hati. Terutama asupan gula tambahan jenis fruktosa.
“Ketika asupan fruktosa berlebih, maka hati akan mengubahnya menjadi lemak. Lemak tersebut akan membebani hati dan menyebabkan perlemakan hati,” jelas dokter Juwalita.
Sudah menjadi rahasia umum kalau makanan dan minuman tinggi gula bisa menyebabkan terjadinya diabetes melitus.
Dijelaskan bahwa konsumsi gula tambahan bisa mengakibatkan terjadinya resistensi insulin. Ini menyebabkan terganggunya metabolisme karbohidrat.
Sebagai informasi, insulin adalah hormon dari pankreas yang berperan mengatur kadar gula darah.
Apabila sudah terjadi diabetes, risiko komplikasi masalah kesehatan lainnya seperti penyakit pembuluh darah di jantung dan perifer akan meningkat.
Berdasarkan rekomendasi Kementerian Kesehatan dalam Permenkes Nomor 30 Tahun 2013, batasan konsumsi gula seseorang adalah 10 persen dari total energi yang dibutuhkan.
Ini artinya seseorang dalam satu hari asupan gula yang dibutuhkan maksimal 50 gram, setara 4 sendok makan. Sedangkan untuk anak-anak sekitar 25 gram per hari atau 2 sendok makan.
Lantas, bagaimana cara membatasinya? Mengingat saat ini makanan dan minuman manis mudah sekali didapatkan.
"Mulai untuk mengontrol diri agar tidak terlalu sering mengonsumsi makanan dan minuman manis yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan untuk snacking. Jika sudah menjadi kebiasaan, mengontrol diri dari asupan gula tambahan akan semakin mudah," jelas dokter Juwalita.
Langkah ini bisa dilakukan dengan memesan minuman tanpa gula atau hanya menggunakan sedikit gula. Serta tidak menambahkan kecap atau saus yang terlalu banyak dalam makanan.
"Mulailah untuk mencari alternatif makanan penutup yang rendah gula, seperti buah segar, yogurt, atau susu rendah lemak," pungkasnya.
Untuk camilan, bisa memilih makanan yang kaya serat dan protein misalnya snack bar, kacang-kacangan, buah-buahan (stroberi, apel, jeruk, dan pir).
Mengatur asupan gula juga bisa dilakukan dengan selalu perhatikan label pada kemasan makanan dan menerapkan pola hidup sehat secara keseluruhan. (*)
Baca Juga: Bahaya di Balik Lezatnya Makanan Kekinian, Sumber Penyakit Kronis
Source | : | Siaran Pers |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar