GridHEALTH.id - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan sejumlah produk pangan yang tidak memenuhi standar.
Hal ini dilakukan dalam rangka pengawasan intensif Nataru (Natal dan Tahun Baru), yang sudah berlangsung sejak 1 Desember 2022 hingga 4 Januari 2023.
Kepala BPOM RI Penny K. Lukito menjelaskan, pengawasan dilakukan di sarana retail, gudang distributor di seluruh Indonesia, termasuk gudang dari produk yang dijual secara online dan gudang importir.
“Pengawasan rutin khusus dilakukan secara serentak oleh 34 Balai Besar/Balai POM dan 39 kantor BPOM di kabupaten/kota,” kata Penny dalam konferensi pers, Senin (26/12/2022).
“BPOM menyelenggarakan pengawasan di sepanjang rantai pangan untuk mewujudkan keamanan, mutu dan gizi pangan melibatkan pelaku usaha, masyarakat, dan pemangku kepentingan,” sambungnya.
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Rita Endang, mengatakan hingga 21 Desember 2022 ditemukan 66.113 produk pangan yang tidak sesuai ketentuan.
“Produk kadaluarsa sebesar 55,93%, tanpa izin edar sebesar 35,9%, dan produk pangan rusak sebesar 8,1%,” jelasnya.
Produk-produk tersebut ditemukan di 2.412 sarana yang terdiri dari 1.928 retail, 437 gudang distributor, 15 gudang e-commerce, dan 46 gudang importir.
“Hasil pengawasan sarana tersebut menunjukkan bahwa 769 sarana atau 31,98% persen menjual produk yang tidak memenuhi ketentuan,” ujar Rita.
Lebih lanjut Rita menjelaskan, produk pangan kadaluarsa kebanyakan ditemukan di Indonesia bagian timur, wilayah kerja UPT Kupang, Manokowari, Ambon, Marauke, dan Kendari.
Sedangkan untuk produk tanpa izin edar banyak di Tarakan, Rejang Lebong, Tangerang, Banjarmasin, dan DKI Jakarta. Pangan yang rusak di Kabupaten Mimika, Kupang, Kab. Sungai Penuh, Kendari, dan Surabaya.
Baca Juga: BPOM Cabut Izin Edar Obat Sirup PT Ciubros dan Samco Farma, Ini 15 Daftar Obatnya
Source | : | Liputan BPOM |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar