Kondisi kesehatan paus tertua ini sebenarnya sudah menjadi sorotan sejak lama.
Dikutip dari CNN, ia mengalami stroke hemoragi atau stroke perdarahan pada 1991 yang membuatnya harus beristirahat.
Serangan stroke kembali dialaminya pada 2005.
Belakangan setelah mengundurkan diri sebagai paus, terungkap ia juga menggunakan alat pacu jantung.
Dikutip dari CNN, eks Paus tersebut sempat mengalami perdarahan otak.
Menurut analis CNN Vatikan John Allen, kondisi tersebut membuat Benediktus harus beristirahat sementara waktu.
Bahkan, eks Paus tersebut juga sempat dikabarkan mengalami iskemia ringan.
Iskemia ringan ini disebut sejenis penyakit stroke.
Namun, pada tahun 2019 sempat dibantah oleh direktur ad interim Press Office of the Holy See, Alessandro Gisotti, bahwa rumor itu salah.(*)
Baca Juga: Kapan Sebaiknya Operasi Usus Buntu Dilakukan? Ini Jawabannya!
Baca artikel detikHealth, "Teka-teki Penyebab Paus Emeritus Benediktus XVI Meninggal dan Riwayat Sakitnya" selengkapnya https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-6492283/teka-teki-penyebab-paus-emeritus-benediktus-xvi-meninggal-dan-riwayat-sakitnya.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
Baca artikel detikHealth, "Paus Emeritus Benediktus XVI Meninggal Usia 95, Ini Riwayat Sakitnya" selengkapnya https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-6491764/paus-emeritus-benediktus-xvi-meninggal-usia-95-ini-riwayat-sakitnya.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar