GridHEALTH.id – Chiki ngebul atau jajanan es asap, yang dalam bahasa kerennya juga dikenal dengan smooky snack menjadi jajanan yang beberapa waktu lalu sempat viral di kalangan anak-anak dan kini telah memakan korban.
Dengan ditemukannya beberapa kali kejadian yang menimbulkan korban, Kementerian Kesehatan RI resmi mengeluarkan SE dan imbauan kepada orangtua agar tidak membiarkan anaknya jajan sembarangan.
Orangtua diharapkan dapat mengenali dampak buruk dari jajanan bernitrogen ini jika tidak diolah dengan baik. Berikut ini beragam hal yang perlu diperhatikan para orangtua.
Kasus chiki ngebul makan korban di Indonesia sudah terjadi beberapa kali, terakhir ditemukan 28 anak di wilayah Tasikmalaya dan Kota Bekasi yang keracunan jajanan chiki ngebul ini.
Dengan rincian 24 anak di Tasikmalaya mengalami keracunan pada November 2022 lalu, akibatnya sebanyak tujuh orang dinyatakan bergejala keracunan dan satu orang dirujuk ke RS SMC.
Enam belas anak lainnya dinyatakan tanpa gejala apa pun setelah mengonsumsi jajanan chiki ngebul ini.
Sedangkan, di Kota Bekasi ada empat orang yang keracunan, dengan detail satu orang bergejala dan tiga orang tanpa gejala yang mengalami keracunan pada 21 Desember lalu. Berdasarkan informasi yang didapat, rata-rata anak-anak yang keracunan ini berusia 4-13 tahun dan hampir semua yang keracunan duduk di bangku sekolah TK hingga SMP.
Menurut informasi dari Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi menyebutkan semua korban telah dinyatakan sehat.
Selainan keracunan akibat chiki ngebul, jajanan ini juga pernah membuat seorang bocah TK (5) asal Desa Bajang, Kecamatan Bolong, Ponorogo mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya karena membeli jajanan ini.
Kejadian ini berawal dari sesaat setelah bocah TK ini memegang chiki ngebul yang baru dibelinya, kemudian tiba-tiba api keluar dari jajanan ini dan langsung mengenai tubuh bocah tersebut.
Baca Juga: Jerman Tetapkan China Sebagai 'Area Varian Virus Berbahaya', Larang Warganya Pergi ke Sana
Source | : | kompas,Tribun Lampung,Megapolitan Kompas,Gridhealth |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar