Jajanan chiki ngebul perlu dikenali bahayanya, karena jajanan ini mengandung nitrogen yang menghasil efek ngebul dari makanan tersebut.
Sebenarnya tidak ada yang salah dari makanan bernitrogen, karena cairan nitrogen sudah lama digunakan dalam makanan untuk membantu membekukan makanan, namun menjadi berbahaya saat penggunaannya tidak tepat.
Saat penggunaan cairan nitrogen di dalam makanan tidak tepat, hasilnya dapat menyebabkan cedera, luka bakar, sesak napas, keracunan, hingga perforasi usus yang serius. Beberapa gejala keracunan yang disebabkan dari jajanan chiki ngebul ini adalah mual, muntah, perut begah, perut tiba-tiba terasa nyeri, perut membesar, hingga muntah darah.
Banyaknya kasus dari chiki ngebul memakan korban ini, Nadia pun memberikan imbauan dari Kemenkes untuk semua orangtua agar lebih berhati-hati dalam mengawasi anak-anak saat jajan. Selain itu, orangtua lebih diarahkan untuk memberikan anak makanan bergizi pada masa tumbuh kembangnya ini.
“Orangtua perlu hati-hati dalam memberikan pangan bagi anaknya, terutama karena anak-anak ini masih dalam pertumbuhan, sehingga makanan sehat bergizi lebih diutamakan dari pada jajanan,” kata Nadia dalam sebuah pesan singkat.
Ke depannya, Kemenkes menyebutkan akan melakukan pengawasan bahan pangan sebagai upaya mitigasi terkait kasus serupa.
Lebih lanjut Nadia juga memberikan edukasi kepada orangtua agar pemberian makanan kepada anak-anak sebaiknya yang bergizi, “bergizi dan diolah dengan cara yang standar, tidak jajan sembarangan,” tutupnya.
Pada 03 Januari 2023, Kemenkes juga telah mengeluarkan surat edaran (SE) Nomor SR:01.07/111.5/67/2023 sebagai bentuk kewaspadaan masyarakat dalam mengonsumsinya dan meminta seluruh Dinas Kesehatan segera melaporkan setiap kasus keracunan chiki ngebul ini.
Lembaga Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) juga telah memberikan imbauan dan rekomendasi terkait penggunaan nitrogen ini, yaitu:
Baca Juga: Beritakan Presiden Ngompol di Celana, 6 Wartawan di Tahan Aparat, Ini Penyebabnya
Source | : | kompas,Tribun Lampung,Megapolitan Kompas,Gridhealth |
Penulis | : | Vanessa Nathania |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar