* Gunakan alat kontrasepsi sesuai kebutuhan, jika sudah pernah mengalami cystitis sebisa mungkin batasi penggunaan diafragma dan spermisida.
* Biasakan buang air kecil setelah berhubungan seks.
* Biasakan membersihkan area kelamin dari arah depan ke belakang.
* Kenakan celana dalam berbahan katun, jangan mengenakan yang ketat, dan ganti setiap hari.
* Minum air putih dalam jumlah yang cukup, minimal 8 gelas per hari.
Untuk menegakkan diagnosa cystitis, dokter akan menanyakan keluhan yang dialami berserta riwayat penyakit pasien.
Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk pada area perut, punggung, dan pinggang.
Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan penunjang berikut:
* Tes urine, untuk memeriksa adanya darah, sel darah putih, bakteri, atau nitrit di dalam urine, yang bisa menandakan infeksi.
* Kultur urine, untuk mendeteksi jenis bakteri atau mikroorganisme yang menjadi penyebab cystitis.
* Sistoskopi, untuk mengetahui kondisi dari kandung kemih dan mendeteksi ada tidaknya radang kandung kemih.
Baca Juga: Cara Makan Ciki Ngebul, Tidak Berisiko Terbakar dan Keracunan
* USG, untuk melihat struktur kandung kemih dan menyingkirkan penyebab lain, seperti tumor pada kandung kemih.
Terapi pengobatan yang akan dilakukan, disesuaikan dengan kondisi maisng-masing pasien dan cytitis yang dialami.(*)
Source | : | Yankes.kemkes.go.id-cystitis |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar