GridHEALTH.id - Sedang viral dan digemari anak-anak, permainan lato-lato memakan korban.
Lato-lato mempunyai suara khas, akan terdengar saat kedua bola yang terikat di tali saling beradu.
Meski seru, tapi jangan sampai lengah saat memainkannya. Seorang anak dikabarkan mengalami kebutaan akibat permainan ini.
Dalam beberapa hari terakhir, beredar pesan berantai di media sosial terkait peristiwa yang mengiris hati tersebut.
"Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh sedulur.. mau saling mengingatkan yg pada punya anak main lato-lato diawasin yaa. Ini anak Jalan Gereja Sokanegara SD kelas 3 main lato-lato kena bola mata pecah akhirnya diangkat dan mata buta sebelah," bunyi pesan berantai tersebut.
Dari pesan yang beredar tersebut, disebutkan bahwa kejadian ini berada di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Namun setelah ditelusuri, Lurah Sokanegara Khalimah Miskia mengatakan, kabar tersebut tidak benar.
"Baru tadi pagi saya tahu, banyak yang telepon, banyak yang WA, betul tidak ini," ujarnya dikutip dari Kompas.com, Senin (9/1/2023).
Penelusuran juga telah dilakukan untuk membuktikan kebenaran dari informasi itu.
"Kami ngecek ke SDN Sokanegara 1 dan SDN Sokanegara 3, ternyata tidak ada sama sekali siswa tersebut yang diberitakan," jelasnya.
Meski begitu, kecelakaan yang melibatkan jenis permainan ini kasusnya memang terjadi. Seorang anak di Kalimantan Barat, berinisial AN, bahkan harus menjalani operasi.
Baca Juga: Sukses Kembalikan Dunia Sosial Anak Generasi Z, Ini Manfaat dan Bahaya Bermain Lato-lato
Dilaporkan serpihan dari bola mainan ini, masuk ke dalam matanya. Setelah menjalani operasi, kondisinya belum pulih 100 persen dan penglihatannya masih kabur.
Orangtua korban, Ari Julianto mengatakan bahwa anaknya kembali ke rumah setelah memainkan permainan tersebut bersama temannya dengan kondisi mata yang sudah memerah.
Sempat menolak untuk bercerita secara jujur, anak tersebut akhirnya mengungkapkan kalau saat bermain matanya tidak sengaja terkena serpihan dari mainan tersebut.
Lantas tindakan pembedahan dilakukan, setelah anak tersebut dirujuk ke RSUD dr Soedarso Pontianak, pada 29 Desember 2022.
"Sekarang sih sudah mulai membaik, kita juga dikasih obat tetes di mana harus rutin untuk diberikan. Cuma pandangan masih kabur dan matanya merah," jelasnya, dikutip dari TribunPontianak, Minggu (8/1/2023).
Terkait dengan kejadian ini, pihak Kementerian Kesehatan (kemenkes) RI pun buka suara.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, memberikan imbauan agar tidak terjadi kecelakan serupa ke depannya.
Permainan yang sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu ini, kembali banyak dimainkan oleh anak-anak sejak akhir 2022 lalu.
Menyangkut hal ini, Nadia berharap orangtua dapat lebih mengawasi anak-anak saat bermain.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa kejadian ini termasuk kecelakaan sehingga tidak perlu melapor ke Kemenkes.
"Bisa terjadi karena cedera seperti kecelakaan. Tapi tidak ada kewajiban lapor ke Kemenkes alias tidak ada penelusuran layaknya penyakit atau kasus jajanan," ujarnya. (*)
Baca Juga: Korban Lato-lato Bertambah, Bahayanya Sebabkan Bola Mata Anak Pecah
Source | : | Kompas.com,Tribunnews |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar