Lebih lanjut, dijelaskan bahwa virus sudah menular saat empat hari sebelum gejala muncul dan empat hari pasca keluhan terjadi.
Penularan dapat terjadi melalui droplet atau cairan yang dikeluarkan ketika sedang batuk, bersin, maupun dari ludah.
Sehingga, orang yang melakukan kontak langsung dengan penyintas penyakit ini, berisiko tinggi untuk tertular.
Profesor Hinky menjelaskan, virus yang keluar bersama droplet akan melayang di udara dalam jangka waktu yang lama. Terutama, dalam ruangan dengan sirkulasi yang buruk.
"Di ruangan tertutup bisa sampai 2 jam, kalau ada satu anak yg campak di ruangan tertutup dia batuk dan pilek, itu udara yang mengandung virus ada 2 jam melayang-layang di udara," ujarnya.
"Terus kalau ada orang yang datang ke sana, bisa 12-13 orang tertular," sambungnya.
Sehingga, sebuah ruangan sebaiknya mempunyai sirkulasi udara yang baik. Agar, udara segar dapat masuk dan menggantikan udara yang mengandung virus.
Jika di ruangan dengan sirkulasi yang baik atau bahkan di ruangan terbuka, waktu bertahan virus di udara jadi lebih singkat dan risiko penularannya pun rendah.
Sementara itu, pencegahan utama terjadinya penularan adalah dengan melakukan vaksinasi.
"Pencegahan yg paling efektif dalam mencegah penyakit ini adalah vaksinasi. Memberikan kekebalan sebelum terjangkit penyakit yg sangat menular ini," pungkasnya.
Pemberian vaksin sebanyak dua kali, dapat memberikan perlindungan 97% bagi orang yang menerimanya.(*)
Baca Juga: Baru Sembuh Covid-19, Kapan Vaksin Anak Campak Rubella Bisa Diberikan?
Source | : | media interview |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar