"Walaupun sudah aktif seksual, vaksinasi HPV itu penting. Efektivitas tidak ditentukan oleh sudah atau belumnya (berhubungan seksual) tapi usia.
Karena yang berperan adalah antibodi, sesudah tubuh ada antigen (benda asing) masuk ke dalam tubuh, tubuh membuat antibodi.
Itu memang setiap usia berbeda, semakin tua maka antibodi semakin menurun. Soal berhubungan suami-istri itu urusan lain," ujar Prof. Dr. dr. Yudi M Hidayat, Sp.OG., Subsp. Onk., D.MAS., M.Kes.
Lalu apakah dosis vaksin HPV untuk orang yang belum berhubungan seksual berbeda dengan yang sudah?
"Kurang lebih sama, kecuali dosis untuk anak di bawah 13 tahun. Anak-anak 9-13 tahun itu cukup dua dosis vaksinasinya.
Kemudian pada usia di atas itu harus tiga dosis. Jaraknya 0, 1, 6. Jadi vaksin pertama, lalu jarak satu bulan vaksin kedua, lalu jarak enam bulan vaksin ketiga.
Jadi dalam satu tahun sudah lengkap tiga kali supaya antibodinya bisa terbentuk dengan baik," tegas Prof. Dr. dr. Yudi M Hidayat, Sp.OG., Subsp. Onk., D.MAS., M.Kes.
Sebagai informasi, untuk wanita yang sudah aktif secara seksual namun belum vaksin dianjurkan untuk melakukan screening terlebih dahulu.
Seperti pemeriksaan papsmear untuk memastikan bahwa mulut rahim tidak terpapar infeksi atau sehat.
Sebab pencegahan dengan vaksin HPV ditujukan untuk orang yang belum aktif secara seksual atau minim risiko, dan bagi yang sudah aktif maka perlu pemeriksaan lebih lanjut agar efektivitasnya tetap sama.
"Jangan sampai kita menggunakan vaksin untuk mencegah, padahal mulut rahim sudah ada kelainan (terpapar infeksi). Salah pengertian itu," tandasnya.(*)
Penulis | : | Rachel Anastasia |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar