GridHEALTH.id - Barbie merupakan boneka yang banyak disukai oleh anak-anak, terutama perempuan.
Kali ini, Mattel perusahaan yang memproduksi boneka tersebut, meluncurkan boneka Barbie dengan kondisi skoliosis.
Boneka ini diberi nama Chelsea, yang mempunyai lengkungan tulang belakang dan penyangga punggung yang bisa dilepas.
Dikutip dari The Economic Times (31/1/2023), tujuan dari diluncurkannya boneka ini adalah untuk menormalkan peralatan medis dan mendorong anak-anak memahami inklusi.
Dalam peluncuran produk ini, Mattel bekerja sama dengan Dr Luke Macyszyn yang merupakan ahli bedah saraf bersertifikat dan spesialis gangguan tulang belakang anak-anak.
Menurut Association of Neurological Surgeons (AANS), skoliosis adalah kondisi kelengkungan lateral tulang belakang yang tidak normal. Membuatnya nampak seperti huruf "C" atau "S".
Umumnya diagnosa terjadi saat masa kanak-kanak atau remaja awal. Kondisi awal yang ringan, seiring bertambahnya usia anak, dapat berubah menjadi lebih buruk.
Kondisi yang parah dapat menyebabkan terjadinya kelumpuhan. Lebih lanjut, lengkungan tulang belakang yang sangat parah juga akan mengurangi jumlah ruang di dada, membuat paru tidak berfungsi dengan baik.
Seseorang yang mengalami kondisi ini, akan menunjukkan gejala skoliosis seperti berikut:
* Bahu yang tidak sejajar
* Satu tulang belikat tampak lebih menonjol dari yang lainnya
* Pinggang tidak rata
Baca Juga: Nyeri Sendi Tulang Ganggu Mobilitas, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya
* Satu pinggul lebih tinggi dari yang lain
* Satu sisi tulang rusuk menjorok ke depan
* Satu sisi tulang punggung menonjol saat membungkuk ke depan
Meskipun laki-laki bisa mengalaminya, tapi menurut Mayo Clinic, risiko yang dimiliki oleh anak perempuan jauh lebih besar.
Alasan yang mendukung hal tersebut masih belum jelas. Namun, faktor genetik dalam keluarga mungkin berperan besar dalam hal ini.
Biasanya kondisi ini terjadi sebelum atau selama pubertas. Percepatan pertumbuhan besar yang terjadi tepat sebelum pubertas, mungkin berkaitan dengan skoliosis.
Anak perempuan yang lebih tinggi dari teman-temannya, juga memiliki peningkatan risiko skoliosis. Pengaruh hormon leptin pun juga dihubungkan dengan kondisi ini.
Hormon tersebut mempunyai fungsi memengaruhi aktivitas Sistem Saraf Simpatik (SNS). Studi menemukan, anak perempuan yang memiliki jumlah hormon ini dan aktivitas SNS yang tinggi, lebih mungkin risiko skoliosis tinggi.
Skoliosis dapat menyebabkan beberapa komplikasi, di antaranya:
1. Kesulitan bernapas karena tulang dada yang menekan paru
2. Skoliosis pada anak akan menyebabkan nyeri punggung kronis saat dewasa
3. Memengaruhi penampilan, menyebabkan terjadi pergeseran pada pinggang dan batang tubuh ke samping (*)
Baca Juga: Bahaya Kretek-kretek, yang Asli dan Abal-abal Sama Bahayanya
Source | : | Mayo Clinic,aans.org |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar