GridHEALTH.id - Ibu hamil merupakan kelompok rentan yang berisiko tinggi mengalami berbagai masalah kesehatan.
Penelitian terbaru di jurnal The BMJ pada 1 Februari 2023, menemukkan kaitan antara komplikasi kehamilan dengan peningkatan risiko penyakit jantung beberapa tahun setelah melahirkan.
Menurut American Heart Association, penyakit jantung iskemik adalah gangguan pada jantung yang disebabkan oleh penyempitan pada pembuluh darah.
Arteri yang menyempit membuat lebih sedikit darah dan oksigen yang mencapai otot jantung. Hal ini dapat menyebabkan serangan jantung.
Studi tersebut, menunjukkan bahwa diabetes gestasional dan preeklampsia yang dialami saat mengandung, membuat risiko penyakit jantung iskemik meningkat 54% dan 30%.
Sementara itu, apabila ibu hamil mengalami preeklampsia atau gangguan tekanan darah tinggi, maka risikonya bisa meningkat dua kali lipat.
Tak hanya itu, melahirkan bayi prematur atau mempunyai berat yang lebih rendah pun dikaitkan dengan peningkatan risiko masing-masing sebesar 72% dan 10%.
“Hasil ini adalah sinyal awal untuk risiko penyakit jantung di masa depan dan dapat membantu mengidentifikasi wanita berisiko tinggi lebih awal,” kata Dr. Casey Crump, profesor kedokteran keluarga di Fakultas Kedokteran Icahn di Mount Sinai.
“Memungkinkan intervensi lebih awal untuk meningkatkan hasil jangka panjang mereka dan membantu mencegah perkembangan penyakit jantung pada wanita,” sambungnya, dikutip dari CNN (1/2/2023).
Penelitian di Oxford Journals, setidaknya 1 dari 3 orang wanita memiliki risiko untuk mengalami komplikasi kehamilan.
Ahli mengatakan, memperbaiki kondisi kesehatan sebelum hamil, dapat membantu mencegahnya.
Baca Juga: Meghan Trainor Mengalami Kehamilan Sungsang dan Beginilah Solusi Saat Melahirkan
“Mengurangi risiko harus dimulai dengan prakonsepsi, sehingga menjadikan tubuh dan diri sendiri dalam keadaan paling sehat bahkan sebelum hamil benar-benar merupakan langkah pertama,” kata Dr. Tara Narula, profesor kardiologi di Rumah Sakit Lenox Hill.
Ini termasuk mempertahankan berat badan yang sehat dengan pola makan yang bergizi seimbang.
Selain itu juga olahraga teratur, mengendalikan tekanan darah dan diabetes, serta berhenti merokok dan mengelola stres.
Mengambil langkah pencegahan setelah kehamilan juga tak kalah pentingnya.
Riset memperkirakan bahwa hanya 30% hingga 80% wanita yang melakukan pemeriksaan postpartum 6-8 minggu setelah melahirkan.
"Memastikan para wanita ini benar-benar mendapatkan penanganan yang tepat setelah melahirkan dan kehangatan antara (obstetri) dan (kedokteran ibu dan janin) kepada dokter perawatan primer mereka," ujar Dr. Garima Sharma profesor kardiologi di John Hopkins Universitu School of Medicine.
"Atau ahli jantung yang kemudian dapat berbicara tentang pengoptimalan risiko kardiovaskular dan mengurangi faktor risiko pasca kehamilan dalam kerangka postpartum yang penting," sambungnya.
Diharapkan peningkatan kesadaran hubungan antara kehamilan dan kesehatan jantung akan menjauhkan persalinan dari penyebab kematian.
"Penyakit kardiovaskular bisa dicegah. Ini penyebab utama kematian ibu, padahal tidak harus demikian," kata Narula.
Menurutnya, bila skrining dilakukan secara baik sebelum kehamilan, serta perawatan yang memadai, dapat memperoleh hasil yang baik.
"Sungguh sebuah tragedi membawa kehidupan baru ke dunia, dan kemudian sang ibu menderita beberapa komplikasi yang mengerikan dan/atau kematian yang sebenarnya bisa dicegah," pungkasnya. (*)
Baca Juga: Efek Skoliosis Pada Ibu Hamil, Cegah dengan 3 Hal Berikut Ini
Source | : | CNN,American Hear Association,BMJ Journals |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar