Seseorang psikopat menggunakan orang lain untuk mendapatkan apapun yang diinginkannya, tanpa memerhatikan perasaan orang lain.
Ciri-ciri psikopat yang terakhir yakni mereka memiliki pandangan yang berlebihan tentang dirinya. Mengganggap dirinya merupakan seseorang yang penting.
Psikopat sering merasa benar dan hidup sesuai dengan aturan mereka sendiri, karena berpikir aturan yang ada tidak berlaku untuknya.
Selain keenam ciri tersebut, ada juga beberapa tanda lain seperti sifat implusif, kenakalan remaja, dan mempunyai goals atau tujuan yang tidak realistis.
Untuk bisa mendapatkan diagnosa yang tepat, pakar kesehatan mental akan melakukan rangkaian evaluasi yang meliputi pikiran, perasaan, pola perilaku, dan hubungan.
Kemudian, ahli kesehatan mental akan mengindentifikasi gejala dan membandingkannya dengan kriteria ASPD.
Baca Juga: Nyeri Sendi dan Tulang Belakang Jangan Dibiarkan, Ini Cara Mengatasinya
Apakah kondisi ini dapat sembuh bila seseorang diobati, masih menjadi perdebatan yang sangat luas.
Mengutip Healthline, perawatan yang direkomendasikan berupa kombinasi psikoterapi (terapi bicara) dan obat-obatan seperti antidepresan atau obat pengendali suasana hati (mood stabilizers).
Walaupun tidak ada bukti yang kuat untuk mendukung hal tersebut, tapi metode ini dapat membantu meredakan gejala-gejala.
Misalnya implusif dan agresi, serta meningkatkan kualitas hidup orang yang mengalaminya.
Berdasarkan sebuah review pada 2015 di The Canadian Journal of Psychiatry, intervensi dini pada remaja dapat mencegah berkembangnya kondisi ini.
Itu adalah beberapa ciri-ciri psikopat yang perlu diwaspadai. Jika ada orang terdekat yang memilikinya, jangan ragu untuk mengajaknya bertemu dengan seorang profesional. (*)
Baca Juga: Kenali 9 Penyebab Orang Memilih Bunuh Diri, Jangan Anggap Remeh!
Source | : | Healthline,Psychology Today,Verywell Mind |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar