GridHealth.id - Hiperlaktasi atau biasanya disebut ASI berlebih bisa disebabkan oleh banyak hal.
Hiperlaktasi biasanya terjadi di awal menyusui dan menyebabkan payudara ibu penuh dan "bocor", sehingga tidak terasa melunak setelah menyusui.
Biasanya kondisi ini juga berbarengan dengan nyeri payudara, pembengkakan parah, hingga pengeluaran ASI yang menyakitkan.
Kelebihan pasokan ASI bisa membuat menyusui jadi lebih sulit.
Selain itu semburan ASI selama menyusui juga bisa terlalu kuat dan menyebabkan bayi tersedak dan batuk.
Baca Juga: Bidan di Bekasi Temukan Bayi Raksasa, Usia 16 Bulan Berat Badannya 26,9 kilogram, Tidak ASI
Selain itu, hiperlaktasi dapat menyebabkan berat badan bayi bertambah terlalu banyak.
Tapi bisa, lo, membuat bayi lebih rewel saat menyusu, kesulitan mempertahankan pelekatan, hingga bersikap tak tertarik saat menyusu.
Jika seorang wanita mengalami hiperlaktasi maka ada baiknya untuk konsultasi dengan konsultan laktasi.
Akan ada beberapa saran yang diberikan untuk menghentikan hiperlaktasi.
Biasanya hiperlaktasi bisa berhenti dalam beberapa minggu tergantung dengan perawatannya.
Baca Juga: Viral Bayi Meninggal Usai Minum Jamu Kencur dan Kecipir, Dokter Ingatkan Hanya Boleh Minum ASI
Selain seperti yang sudah disebutkan di atas, salah satu dampak dari hiperlaktasi adalah mastitis.
Mastitis yaitu saat adanya peradangan yang menyakitkan pada jaringan payudara, dan bisa menyebabkan infeksi bakteri.
Baik laki-laki ataupun wanita bisa terkena mastitis, namun kebanyakan kondisi ini menyerang ibu menyusui di tiga bulan pertama.
Biasanya payudara akan membengkak, lunak, atau hangat saat disentuh saat mengalami mastitis.
Beberapa gejalanya meliputi nyeri payudara, benjolan keras di payudara, garis merah, hingga flu, bahkan demam tinggi dan menggigil.
Pembengkakan tersebut paling sering terjadi pada hari pertama melahirkan hingga saat menyusui.
Untuk diketahui, saat payudara terlihat penuh dan bengkak, itulah yang disebut sebagai mastitis inflamasi dan bisa menyebabkan mastitis bakteri.
Mastitis bakteri muncul karena adanya masititis inflamasi dan pada kasus parah bisa menyebabkan abses di payudara.
Untuk mencegah hal seperti ini, seorang ibu dianjurkan untuk mengosongkan payudara untuk mengobati gejala kelebihan pasokan.
Tapi mengatasi masalah ini baiknya ke tenaga kesehatan atau konselor laktasi.
Itulah hubungan hiperlaktasi dan mastitis pada ibu menyusui.(*)
Baca Juga: Tak Hanya Memperlancar ASI, Ini Manfaat Lain Daun Kelor, Cara Mengolahnya Harus Benar
Source | : | Cleveland Clinic - Mastitis,Mayo Clinic - Hiperlaktasi |
Penulis | : | Rachel Anastasia |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar