Sebelumnya, perlu diketahui terlebih dahulu kalau telur merupakan makanan yang mengandung banyak protein hewani.
Contohnya, telur ayam. Per 100 g makanan ini mengandung 165 kalori, 12,8 g protein, 2,7 mg zat besi, 11,5 g lemak, 0,1 mg vitamin B1, dan masih banyak nutrisi lainnya.
Menurut ahli, angka kecukupan gizi anak di usia 1-3 tahun untuk pasokan energi setidaknya perlu mengasup 1.250 kalori, 23 g protein, dan 8 mg zat besi.
Pada dasarnya, selain susu sapi atau kambing, kacang-kacangan, ikan laut, kedelai, dan gandum, telur memang tergolong makanan yang paling sering menimbulkan alergi.
Kemunculan alergi akibat makanan ini, bisa terjadi dengan segera atau sesudah beberapa waktu mengonsumsi makanan yang mengandung alergen (zat pemicu alergi).
Bila terjadi bisul setelah makan telur ini bisa jadi karena mengalami alergi.
Kuning telur dianggap kurang alergenik dibandingkan dengan putih telur.
Menurut Journal of Agricultural and Food Chemistry, gejala alergi putih telur biasanya akan menyebabkan sakit kepala, mual, dan ruam-ruam kemerahah di kulit.
Perlu diingat, ruam-ruam kemerahan ini bukanlah bisul.
Jika sudah melakukan beberapa perawatan terhadap bisul dan tidak sembuh, segera kunjungi dokter.
Baca Juga: Antibiotik yang Tepat untuk Mengatasi Bisul, Cara Mengobatinya di Rumah Sebelum Parah
Kenali beberapa ciri-ciri ini jika bisul sudah mulai parah:
1. Terjadi pada wajah atau memengaruhi penglihatan
Source | : | WebMD,Mayo Clinic,Halodoc.com,NHS,Kompas.com |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar