Karena alasan ini, CDC menyebutnya sebagai "ancaman resistensi antimikroba yang mendesak".
Rata-rata orang yang terinfeksi merupakan lansia. Di negara bagian Mississippi, sebuah fasilitas perawatan akut jangka panjang menjadi pusat wabah.
"Sayangnya, organisme yang resistan terhadap banyak obat seperti C.auris telah menjadi lebih umum di antara individu dengan risiko tinggi, seperti penguhi fasilitas perawatan jangka panjang," kata epidemiologi Dr. Paul Byers.
Menurut data awal CDC, ada 5 kasus klinis Candida auris pada 2022. Di negara bagian yang lebih padat penduduknya seperti California dan Texas, masing-masing terdapat 359 dan 160 kasus.
Melansir BBC (22/3/2023), jamur Candida auris dapat menyebar melalui kontak dengan pasien yang terinfeksi karena berada di kulit.
Tak hanya itu, penularan juga bisa terjadi apabila menyentuh permukaan atau peralatan yang telah terkontaminasi.
"Secara alami itu (jamur Candida auris) mempunyai kemampuan yang ekstrim untuk bertahan hidup di permukaan," kata Dr. Waleed Javaid, ahli epidemiologi dan ahli penyakit menular.
Gejala infeksi jamur Candida auris yang paling sering terjadi yakni demam hingga mengigil, dan itu tidak membaik meski sudah dilakukan pengobatan.
Sangat penting untuk menghentikan patogen agar tidak menyebar ke luar rumah sakit dan fasilitas jangka panjang.
Menurut Waleed Javaid, salah satu caranya adalah dengan membersihkan segala peralatan yang ada di fasilitas kesehatan dengan sinar UV.
Meski begitu, jangan biarkan ini menimbulkan ketakutan untuk datang ke fasilitas kesehatan. Karena, infeksi jarang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. (*)
Baca Juga: Ini Ciri dan Penyebab Kutu Air yang Membuat Telapak Kaki Bolong-bolong
Source | : | NBC News,BBC |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar