GridHEALTH.id - Anggota Komisi B DPRD DIY, Supraja dikabarkan meninggal dunia di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, Selasa (4/4/2023).
Melansir dari TribunJogja, Supraja meninggal dunia dalam perjalanan dinas di Bali.
Sebelumnya dilaporkan, Suparja ditemukan meninggal dunia di Gate 1 Terminal Keberangkatan Domestik Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.
Kasat Reskrim Polres Kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai, Iptu Rionson Ritonga, membenarkan kabar tersebut.
Iptu Rionson menyampaikan bahwa, calon penumpang tersebut sekira pukul 09.59 WITA melakukan scan barcode Boarding pass di area pintu masuk (flight barrier).
Pada pukul 10.10 WITA calon penumpang tersebut menuju ruang tunggu gate 1 terminal keberangkatan domestik dan duduk.
“Beberapa saat pesawat Citilink GQ 681 proses boarding dan pihak Citilink baru mengetahui ada satu orang calon penumpang yang belum melaksanakan proses scan Boarding pass,” imbuh Iptu Rionson.
Pihak Citilink mencari di sekitar area ruang tunggu, ada salah satu penumpang yang ditemukan duduk terdiam sambil memegang boarding pass Pesawat atas nama Komang Ayu Sindria.
“Pada pukul 10.15 WITA, pihak Citilink melaporkan peristiwa tersebut ke pihak Supervisor Citilink, Kadek Mega yang On Duty dan segera melaporkan ke pihak Avsec sambil membawa calon penumpang yang tak sadarkan diri tersebut dengan menggunakan kursi roda menuju Kantor KKP Kelas 1 di area kedatangan Domestik,” ungkapnya.
Selanjutnya menurut keterangan dr Novita Sari dan tim kesehatan KKP saat memeriksa, calon penumpang tersebut masih ada napas tetapi sudah tidak dalam batas stabil.
Saat memeriksa tas yang dibawa, petugas melihat ada beberapa obat yang ada kaitannya dengan penyakit jantung.
Selang berapa menit sekira pukul 10.35 WITA calon penumpang tersebut dinyatakan meninggal dunia, dengan diagnosa penyakit jantung.
Kasus yang dialami mendiang anggota DPRD DIY, Supraja ini bukan kali pertama.
Sudah cukup banyak orang yang meninggal dunia dan diduga mengalami serangan jantung.
Melansir dari mayoclinic.org, serangan jantung mendadak atau Sudden Cardiac Arrest (SCA) adalah hilangnya semua aktivitas jantung secara tiba-tiba karena ritme jantung yang tidak teratur.
Pernapasan terhenti dan membuat seseorang tersebut menjadi tidak sadar.
Tanpa penanganan segera, serangan jantung mendadak dapat menyebabkan kematian.
Perawatan darurat untuk serangan jantung mendadak meliputi resusitasi kardiopulmoner (CPR) dan kejutan ke jantung dengan alat yang disebut defibrillator eksternal otomatis (AED).
Kelangsungan hidup dimungkinkan dengan perawatan medis yang cepat dan tepat.
Henti jantung mendadak tidak sama dengan serangan jantung.
Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke bagian jantung tersumbat.
Henti jantung mendadak bukan karena penyumbatan.
Namun, serangan jantung dapat menyebabkan perubahan aktivitas listrik jantung yang menyebabkan henti jantung mendadak.
Dilansir dari emc.id, sebanyak 75 persen dari penyebab kematian jantung mendadak disebabkan oleh penyakit jantung koroner.
Penyebab kedua adalah kardiomiopati yakni kelainan pada otot jantung seperti dilated cardiomyopathies, hypertrophic cardiomyopathies dan Arrhythmogenic Right Ventricular Dysplasia (ARVD).
Selain itu sindroma gangguan irama jantung misalnya long QT syndrome, Brugada syndrome, early repolarisation syndrome merupakan penyebab kematian jantung mendadak yang juga sering ditemui terutama pada usia muda.
Usia yang paling sering mengalami kematian jantung mendadak berada di rentang usia 30-40 tahun.
Beberapa faktor risiko lain, menjadi penyebab terjadinya penyakit jantung koroner adalah tekanan darah tinggi (hipertensi), diabetes, dan dislipidemia.
Gejala awal yang paling sering dirasakan adalah nyeri dada yang disebut juga dengan angina pectoris.
Rasanya seperti tertekan atau dihimpit benda berat atau terasa panas, yang berlangsung lebih dari 15-20 menit yang dapat menjalar ke leher, bahu, maupun ke punggung.
Selain itu, biasa disertai gejala tambahan seperti keringat dingin, mual, muntah, dan sesak napas.
Namun ada kalanya keluhan nyeri dada tersebut tidak begitu dirasakan, terutama pada pasien diabetes dan usia lanjut.
Tanpa keluhan nyeri dada sewaktu-waktu dapat terjadi kematian jantung mendadak.
Baca Juga: Apakah Sakit dan Nyeri di Dada Selalu Berarti Serangan Jantung?
Saat jantung berhenti, kekurangan darah kaya oksigen dapat dengan cepat menyebabkan kematian atau kerusakan otak permanen.
Maka dari itu, segera lakukan beberapa penanganan jika sudah merasakan beberapa gejala ini:
1. Nyeri dada atau ketidaknyamanan
2. Merasakan detak jantung yang berdebar kencang
3. Detak jantung cepat atau tidak teratur
4. Sesak napas
5. Pingsan atau hampir pingsan
6. Sakit kepala ringan atau pusing
Jika melihat seseorang yang tak sadarkan diri, bisa mulai CPR.
The American Heart Association merekomendasikan melakukan CPR dengan kompresi dada yang keras dan cepat.
Gunakan defibrillator eksternal otomatis, yang disebut AED, jika tersedia.
Baca Juga: Inilah Penyebab Utama Pembengkakan Jantung dan Penanganannya
Source | : | mayoclinic,Kemkes.go.id,TribunJogja.com,Emc.id |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar