GridHEALTH.id - Penting untuk diperhatikan gejala asam lambung yang sering menyerang seseorang.
Melansir dari mayoclinic.org, Gastroesophageal reflux disease (GERD) terjadi ketika asam lambung berulang kali mengalir kembali ke saluran yang menghubungkan mulut dan lambung (kerongkongan).
Pencucian balik ini (acid reflux) dapat mengiritasi lapisan kerongkongan.
Banyak orang mengalami refluks asam dari waktu ke waktu.
Namun, ketika refluks asam terjadi berulang kali dari waktu ke waktu, hal itu dapat menyebabkan GERD.
Penyakit asam lambung dapat menyebabkan rasa terbakar yang tidak nyaman di dada, bahkan menjalar ke leher yang disebut juga dengan mulas.
Hal ini dapat menjadi lebih buruk saat berbaring atau membungkuk.
Saat penyakit ini kambuh, gejala yang dirasakan dapat berlangsung dalam beberapa jam dan terasa lebih buruk setelah makan.
Gejala penyakit asam lambung lainnya adalah:
1. Regurgitasi (naiknya asam ke tenggorokan dan mulut)
2. Sakit perut bagian atas atau dada
Baca Juga: Inilah 3 Jus Buah Penurun Asam Lambung Tinggi, Sudah Pernah Coba?
3. Kesulitan menelan (disfagia)
4. Sensasi benjolan di tenggorokan
5. Mual dan muntah
6. Bau mulut
7. Kesulitan bernapas
Heartburn dapat berlangsung selama 2 jam dan bisa memburuk setelah makan, berbaring atau membungkuk.
Banyak orang merasa lebih baik jika mereka berdiri tegak atau minum antasida yang membersihkan asam dari kerongkongan.
Itulah gejala asam lambung yang perlu diperhatikan oleh banyak orang.
Terlalu banyak asam di perut dapat membanjiri prostaglandin (bahan kimia mirip hormon yang memengaruhi rasa sakit dan peradangan) di perut dan duodenum.
Hormon-hormon ini membantu melindungi lapisan perut, tetapi jika kewalahan, dapat menyebabkan bisul serta sejumlah gejala lainnya.
Jumlah asam lambung yang berlebihan menyebabkan tiga kondisi berikut:
Baca Juga: 4 Buah yang Aman untuk Pengidap Penyakit Asam Lambung, Anti Kambuh
1. Ulkus peptikum: Luka akibat asam yang menggerogoti lapisan lambung
2. Gastroesophageal reflux disease (GERD): GERD adalah kondisi medis yang ditandai dengan aliran balik asam lambung ke kerongkongan.
3. Pendarahan gastrointestinal: Asam yang bocor ke saluran GI dapat menyebabkan luka dan pendarahan, terutama pada organ yang berhubungan dengan pencernaan seperti usus kecil dan pankreas.
Asam lambung tinggi sering diobati dengan penghambat pompa protein (PPI).
Obat ini bekerja untuk menurunkan produksi asam lambung.
Jika asam lambung yang tinggi disebabkan oleh infeksi H. pylori, akan diberi resep antibiotik bersama dengan PPI.
Antibiotik bekerja untuk membunuh bakteri sedangkan PPI akan membantu menurunkan produksi asam lambung.
Kadang-kadang pembedahan mungkin disarankan, seperti pengangkatan gastrinoma pada orang dengan sindrom Zollinger-Ellison.
Selain itu, orang yang menderita maag parah mungkin perlu menjalani operasi pengangkatan bagian perut (gastrektomi) atau saraf vagus (vagotomi).
Jika mulas adalah salah satu gejala, dapat melakukan perubahan pola makan untuk membantu mengurangi gejala:
1. Makan lebih kecil dan lebih sering
Baca Juga: Cara Mengatasi Asam Lambung Kambuh di Perjalanan Mudik Lebaran
2. Mengikuti diet rendah karbohidrat
3. Membatasi asupan alkohol, kafein, dan minuman berkarbonasi
4. Menghindari makanan yang memperburuk mulas
Jika gejala asam lambung sudah mulai terasa tak tertahankan, segera lakukan pengobatan lebih lanjut ke dokter.
Baca Juga: Mengapa Asam Lambung Naik Saat Stres? Cek Penjelasannya Berikut!
Source | : | mayoclinic,verywell,healthline |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | David Togatorop |
Komentar