Penyakit ini ditandai dengan demam tinggi yang tidak biasa. Umumnya terjadi sekitar 10 hingga 12 hari setelah terpapar oleh virus, dan berlangsung selama 4-7 hari.
Ketika terinfeksi, tubuh juga akan menunjukkan gejala lain berupa hidung meler, batuk, mata merah dan berair, serta munculnya bintik-bintik kecil di dalam pipi.
Setelah beberapa hari, muncul ruam di wajah dan leher bagian atas. Selama sekitar 3 hari, ruam bisa menyebar hingga ke tangan dan kaki.
Ruam tersebut berlangsung kurang lebih 5 sampai 6 hari, kemudian memudar. Rata-rata, ruam muncul 14 hari setelah terpapar virus.
Pada tahun ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengupayakan pencegahan dengan inisiasi program vaksinasi kejar dengan imunisasi ganda.
"BIAN terdiri dari dua kegiatan layanan imunisasi yakni pertama layanan imunisasi tambahan berupa pemberian dosis imunisasi campak dan rubella tanpa memandang status imunisasi sebelumnya," kata juru bicara Kemenkes dr. Mohammad Syahril, dikutip dari siaran pers Selasa (2/5/2023).
"Kedua layanan imunisasi kejar, berupa pemberian satu atau lebih jenis imunisasi untuk melengkapi status imunisasi dasar maupun lanjutan bagi anak yang belum menerima dosis vaksinasi sesuai usia," sambungnya.
Lebih lanjut, Syahril menjelaksan bahwa imunisasi kejar merupakan upaya pemberian imunisasi pada individu yang mengalami ketertinggalan satu atau lebih dosis vaksin yang seharusnya diberikan.
Sebanyak 72,7% atau 26,5 juta anak di Tanah Air mendapatkan imunisasi kejar campak rubella dari target 36,4 juta.
Kemenkes juga sudah menyusun 3 strategi dengan tujuan menggalakan imunisasi rutin kepada anak, yang bertujuan memberikan perlindungan dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
"Pemberian imunisasi terbukti melindungi anak-anak dari penyakit berbahaya sehingga lebih sehat dan lebih produktif. Tak hanya itu, manfaat dari imunisasi juga jauh lebih besar dibandingkan dampak yang ditimbulkan di masa depan," pungkasnya. (*)
Baca Juga: 1 Pasien Campak Bisa Menulari 10 Orang Sekaligus yang Ada di Sekitarnya
Source | : | Who.int,Sehat Negeriku |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | David Togatorop |
Komentar