GridHEALTH.id - Orangtua harus lebih ekstra dalam mengawasi kesehatan anak di tengah lonjakan kasus campak.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah mengonfirmasi adanya lonjakan kasus campak 32 kali lipat pada 2022, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Kasus-kasus tersebut tersebar di 223 kabupaten/kota yang berada di 12 provinsi di Indonesia.
Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes Prima Yosephine mengatakan, jumlah capaian imunisasi yang rendah menjadi salah satu dari alasan terjadinya peristiwa ini.
Terutama saat pandemi Covid-19, yang membuat sebagian besar orangtua tidak berani datang ke rumah sakit atau fasilitas layanan kesehatan untuk mengikuti program imunisasi.
“Sudah dua tahun berturut-turut, 2020, 2021, kita tidak bisa mencapai target untuk layanan imunisasi rutin,” kata Prima dikutip dari kanal YouTube Kemenkes, Jumat (20/1/2023).
Sehingga, anak-anak yang belum diimunisasi akan lebih mudah untuk tertular campak.
“Kasus ini (yang terinfeksi pada 2022) ketika kita periksa, memang sebagian besar tidak pernah diimunisasi,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa memang beberapa anak yang terinfeksi memang sudah mendapatkan vaksinasi, hanya saja belum lengkap.
Akan tetapi, persentasenya pun terbilang kecil, jika dibandingkan dengan yang belum diimunisasi sama sekali.
"Sedangkan beberapa juga tidak kita ketahui status imunisasinya. Mungkin ibunya lupa menyimpan catatan riwayat imunisasi atau kurang informasi apa saja imunisasi yang sudah diperoleh," ungkapnya.
Baca Juga: Penuhi Imunisasi Jika Tak Ingin Otak dan Paru Anak Terganggu karena Campak, KLB Hantui Indonesia
Source | : | YouTube Kemenkes |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar