GridHEALTH.id - OCD atau gangguan obsesif-komplusif adalah masalah kesehatan mental yang cukup umum terjadi, pesohor dunia David Beckham baru-baru ini mengaku mengalaminya.
Kondisi ini mengakibatkan pengidapnya memikirkan dan mengalami sensasi yang tidak diinginkan (obsesi), sehingga membuatnya melakukan tindakan berulang (komplusi).
Menurut Cleveland Clinic, rata-rata usia onset pengidapnya sekitar 19 tahun. Sekitar 50% orang dengan kondisi ini mempunyai gejala yang muncul pada masa kanak-kanak dan remaja.
Hal yang jarang terjadi, ketika seseorang mengalami OCD saat usianya sudah memasuki 40 tahun.
Hal yang jadi penyebab pastinya masih belum diketahui. Tapi, ada beberapa faktor yang mengembangkan risikonya:
Studi menemukan orang yang mempunyai kerabat tingkat pertama yang terkena gangguan ini, berisiko tinggi mengembangkan kondisi yang sama.
Kondisi ini dikaitkan dengan masalah neurologis yang memengaruhi area di otak, termasuk penyakit Parkinson, sindrom Tourette, dan epilepsi.
Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara trauma yang terjadi saat masa kecil dengan risiko OCD, seperti pelecehan atau penelantaran.
Orang dengan kondisi ini mengalami kesulitan untuk mengontrol pikirannya sendiri. Meskipun secara alami sadar bahwa hal tersebut tidak logis ataupun rasional.
Misalnya mereka merasa takut bersentuhan dengan zat yang dianggap sudah terkontaminasi oleh kuman atau kotoran. Sehingga sering mencuci tangan.
Contoh lainnya, muncul rasa takut yang akhirnya membahayakan diri sendiri atau orang lain karena tidak berhati-hati maupun melakukan tindakan implusif.
Baca Juga: Ketahui 4 Gejala OCD yang Diidap David Beckham, Bisa Sembuh?
Mengutip Mayo Clinic, pada akhirnya gangguan obesif-komplusif dapat menimbulkan komplikasi bagi pengidapnya yang meliputi:
1. Menghabiskan waktu berlebihan untuk terlibat dalam perilaku ritualistik
2. Mengalami masalah kesehatan, seperti dermatitis kontak karena terlalu sering mencuci tangan
3. Kesulitan menghadiri kegiatan sosial seperti bekerja, sekolah, atau yang lainnya
4. Mempunyai hubungan yang bermasalah dengan orang lain
5. Kulitas hidup secara keseluruhan memburuk
6. Muncul pikiran untuk mengakhiri hidup
Melansir Kompas (1/5/2023) yang mengutip JFlowers Health, isolasi diri yang dilakukan oleh pengidap OCD dapat memicu perilaku negatif.
Perilaku ritual yang dilakukan muncul sebagai akibat dari obsesi dan komplusi yang menyebabkan isolasi.
Keterasingan itu kemudian menimbulkan rasa takut, sehingga membuat seseorang tidak mampu untuk menyelesaikan komplusi di luar rumah.
Untuk bisa mendapatkan kualitas hidup yang baik, pengidap gangguan ini membutuhkan perawatan yang meliputi psikoterapi dan juga pemberian obat-obatan. (*)
Source | : | Kompas.com,Mayo Clinic,Cleveland Clinic |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar