Sejumlah infeksi yang bisa jadi pemicu biduran di antaranya adalah nfeksi bakteri seperti infeksi saluran kemih dan radang tenggorokan, infeksi virus seperti hepatitis dan norovirus.
Studi membuktikan, stres juga dapat menjadi penyebab dan memperparah kondisi biduran dan gatal-gatal kronis.
Stres dan biduran itu saling berhubungan karena ketika seseorang merasa stres, maka daya tahan tubuhnya bisa menurun.
Sementara itu, alergen atau penyebab biduran tentu akan lebih mudah berkembang pada tubuh seseorang dengan kekebalan tubuh yang tidak dalam keadaan baik.
Menurut American Osteopathic College of Dermatology, sekitar setengah kasus biduran idiopatik kronis disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringan tubuh itu sendiri atau dikenal dengan autoimun.
Salah satu penyakit autoimun yang rentan memicu biduran adalah penyakit tiroid, kemudian disusul oleh rheumatoid arthritis dan diabetes tipe 1.
Dalam mengatasinya, pengobatan untuk kondisi autoimun dapat membantu menghilangkan gatal-gatal yang dialami.
Gatal-gatal yang muncul di siang hari biasanya juga dapat dipicu oleh paparan sinar matahari yang mencakup sinar UVA, UVB hingga sinar matahari secara umum.
Biduran yang muncul akibat sinar matahari biasanya bisa hilang dalam hitungan hari, tetapi dalam sebagian besar kasus masalahnya kambuh lagi dan terus berulang.
Pada sebuah studi yang diterbitkan pada Juni 2013 di Indian Journal of Dermatology, biduran juga dapat dipicu oleh beberapa bahan tambahan makanan, termasuk pewarna buatan, penyedap hingga pengawet.
Namun efeknya pada setiap orang kemungkinan dapat berbeda, karena masing-masing individu memiliki tingkat toleransi tersendiri pada bahan-bahan itu.
Baca Juga: Mengatasi Biduran pada Anak dengan Bahan Alami Oatmeal, Begini Caranya
Source | : | mayoclinic.org,acaai.org,Gridhealth |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar