Luka-luka tersebut dalam jangka panjang juga dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya, sehingga jaringan mati dan perlu diamputasi.
Efek narkoba zombie bagi kesehatan yang lainnya yakni dapat menurunkan pernapasan dan detak jantung hingga ke tingkat yang sangat rendah.
Penggunaan xylazine di pasar obat terlarang pertama kali terdeteksi di Puerto Rico pada awal 2000-an. Di Amerika Serikat, obat itu dianggap sebagai "ancaman" dan termasuk 7 persen dari kematian akibat overdosis.
Kematian akibat overdosis zat terlarang ini juga melibatkan zat tambahan lain seperti kokain, heroin, benzodiazepin, alkohol, hingga resep opioid.
Peredaran dan penggunaan obat terlarang ini terjadi di beberapa negara bagian di Amerika Serikat, salah satunya Philadelphia.
Lantas, bagaimana kondisinya di Indonesia? Apakah berisiko terjadi di sini?
Wakil Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Kombes Jayadi mengatakan, peredaran narkoba dengan nama lain Flakka ini belum terdeteksi di Indonesia.
Meski begitu, pihaknya tetap mengantisipasi peredaran narkoba zombie ini di Tanah Air.
"Tetapi dengan apa yang terjadi di Amerika, maka saat Rakernis di Bali, kami juga mengimbau kepada seluruh jajaran untuk mengantisipasi terkait dengan peredaran fetanyl yang ada di sana (Amerika dan sekitarnya)," ujarnya dikutip dari Kompas.tv (30/5/2023).
Tindakan antisipasi diperlukan, mengingat efek yang ditimbulkan dari penggunaan narkoba zombie sangat berbahaya.
"Sampai dengan hari ini, sampai dengan saat ini, kami belum menemukan peredaran fentanyl di Indonesia," pungkasnya. (*)
Baca Juga: Penyalahguna Naroba Tidak di Penjara Selama Kasusnya Selaras dengan Pasal Ini
Source | : | Kompas.com,Kompas TV,Euronews |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar