GridHEALTH.id - Rokok dikenal dapat membahayakan kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Meski begitu, faktanya jumlah perokok dewasa di Indonesia justru meningkat dalam sepuluh tahun terakhir.
Dari Kementerian Kesehatan, data Global Adult Tobacco Survey (GATS) pada 2021 tercatat ada penambahan 8,8 juta orang perokok.
Dengan rincian 60,3 juta pada 2011 dan menjadi 69,1 juta perokok pada 2021.
Tak hanya pada orang dewasa, data perokok anak dan remaja juga menunjukkan terjadinya peningkatan dalam kurun 2013 hingga 2019.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi perokok usia 10 hingga 18 sekitar 7,2 persen dan meningkat pada 2019 menjadi 9,1 persen.
Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi dr. Rania Imaniar, Sp.P.K.R, menjelaskan tembakau yang dijadikan sebagai rokok konvensional digunakan dengan cara dibakar kemudian dihisap.
Ia menjelaskan, asap rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia dan 69 di antaranya bersifat karsinogenik.
Diketahui, angka kematian yang disebabkan oleh kanker jumlahnya dua kali lipat lebih banyak pada perokok, dibanding yang bukan perokok.
Selain kanker, masalah kesehatan lain yang melibatkan paru dan organ tubuh lainnya, juga harus diperhatikan oleh perokok aktif.
"Rokok juga dapat menyebabkan penyakit paru seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) serta menyebabkan eksaserbasi asma baik pada anak maupun dewasa," kata dokter Riana kepada GridHEALTH (19/5/2023).
Baca Juga: Tentang Angka Kematian Dini Akibat Penyakit Tidak Menular, Salah Satu Target SDGs
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar