Ibu hamil direkomendasikan mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi, asam folat, dan yodium.
Setelah melahirkan, dokter ataupun bidan biasanya akan melakukan inisiasi menyusui dini (IMD). Di mana anak biasanya akan dibiarkan mencari sendiri puting susu ibunya.
Hal ini penting diterapkan untuk melancarkan pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif serta lama menyusui.
Saat berupaya menekan risiko stunting pada anak, pemberian ASI eksklusif hingga usia 6 bulan sangat penting.
Dari ASI, bayi akan mendapatkan nutrisi mikro dan makro yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhannya.
Selanjutnya, anak akan mulai diberikan makanan pendamping ASI (MPASI). Berikan makanan yang sehat dan bergizi lengkap, seperti mengandung sumber protein khususnya hewani serta nutrisi esensial lainnya.
Imunisasi merupakan cara termudah untuk melindungi anak dari penyakit infeksi. Melengkapi imunisasi tidak hanya menguatkan antibodi anak, tapi juga membantu pencegah stunting.
Karena, penyakit infeksi terutama yang terjadi berulang dapat menempatkan anak pada risiko stunting yang lebih tinggi.
Pemerintah mengeluarkan jadwal imunisasi yang harus rutin dilakukan oleh anak. Perhatikan jadwal tersebut agar tak ada yang terlewat.
Upaya pencegahan stunting yang terakhir yakni dengan menerapkan gaya hidup yang bersih serta sehat.
Biasakan untuk mencuci tangan sebelum makan, hanya menggunakan air yang bersih untuk minum, serta buang air besar di jamban. Dengan begitu, penyakit infeksi pun akan menjauh, begitu pula stunting. (*)
Baca Juga: Ayah dan Ibu, Kenali Penyebab Langsung Serta Tidak Langsung Stunting Pada Anak
Source | : | Kementerian Kesehatan,FK UGM - Stunting |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar