Faktor lain yang membuat anak-anak di perkotaan rentan mengalami stunting yakni pemberian air susu ibu (ASI) yang kurang maksimal.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, orangtua yang terlalu sibuk membuat anak tidak bisa mendapatkan ASI eksklusif.
"Orang tinggal di kota tapi ternyata dia malah tidak bisa menyusui dengan baik, tidak bisa ASI eksklusif karena sibuk kerja di perusahaan atau kerja di kantor atau yang lainnya, maka ASI eksklusifnya tidak sukses," jelasnya dikutip Kompas (4/4/2023).
Kondisi lingkungan juga berperan dalam hal ini. Lingkungan padat penduduk dan kumuh, membuat anak rentan terkena penyakit yang memicu stunting.
Perlu diketahui, anak yang sakit terutama yang terkena infeksi berulang, mempunyai risiko stunting lebih tinggi dibanding anak yang sehat.
Oleh karena itu, sebaiknya stunting di perkotaan dan daerah lainnya harus dicegah.
Apalagi dampaknya yang tidak hanya berpengaruh pada kehidupan anak saat kecil, tapi juga saat mereka dewasa.
Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak anak.
Dampak jangka panjang yang ditimbulkan antara lain:
* Keterbelakangan mental
* Kemampuan belajar yang rendah
* Risiko penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas (*)
Baca Juga: Cegah Stunting Sejak Dini dengan Makanan Olahan Ikan Ala Rumahan, Ini Resep Lengkapnya!
Source | : | Kompas.com,Kementerian Kesehatan |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar