GridHEALTH.id - Kasus stunting dapat terjadi di mana saja, termasuk perkotaan.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh yang umum diketahui disebabkan oleh kurang gizi kronis.
Bila bicara terkait hal tersebut, sebagian orang mungkin menganggap masalah ini hanya terjadi di daerah pelosok atau terpencil saja.
Nyatanya, kasus stunting pun juga bisa ditemukan pada anak-anak yang tinggal di wilayah perkotaan.
Deputi Bidang Pengendalian Penduduk Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bonivasius Prasetya, mengatakan masyarakat perkotaan secara umum mempunyai kondisi ekonomi yang baik.
Hal ini, membuat sebagian dari mereka dapat memberikan asupan gizi yang diperlukan oleh anak.
"Namun ternyata, pertumbuhan anaknya terhambat. Ini masalah yang aneh," ujarnya dikutip dari Kompas (5/6/2023).
Ia melanjutkan, penyebab utama stunting yang terjadi pada anak-anak di perkotaan ada hubungannya dengan pola asuh.
Seperti yang diketahui, kebanyakan orangtua yang tinggal di wilayah perkotaan sama-sama bekerja, sehingga anak dititipkan pada kakek, nenek, atau pengasuhnya.
Selain itu, keinginan apa-apa yang serba cepat termasuk memberikan makanan berupa mi instan juga berdampak pada meningkatnya risiko stunting.
"Kecenderungan serba instan itu salah dan berdampak pada anak, sehingga pola asuhnya tidak tepat," ujarnya.
Baca Juga: Pentingnya Pemberian Makanan Bergizi Tinggi Bagi Anak untuk Cegah Stunting
Faktor lain yang membuat anak-anak di perkotaan rentan mengalami stunting yakni pemberian air susu ibu (ASI) yang kurang maksimal.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, orangtua yang terlalu sibuk membuat anak tidak bisa mendapatkan ASI eksklusif.
"Orang tinggal di kota tapi ternyata dia malah tidak bisa menyusui dengan baik, tidak bisa ASI eksklusif karena sibuk kerja di perusahaan atau kerja di kantor atau yang lainnya, maka ASI eksklusifnya tidak sukses," jelasnya dikutip Kompas (4/4/2023).
Kondisi lingkungan juga berperan dalam hal ini. Lingkungan padat penduduk dan kumuh, membuat anak rentan terkena penyakit yang memicu stunting.
Perlu diketahui, anak yang sakit terutama yang terkena infeksi berulang, mempunyai risiko stunting lebih tinggi dibanding anak yang sehat.
Oleh karena itu, sebaiknya stunting di perkotaan dan daerah lainnya harus dicegah.
Apalagi dampaknya yang tidak hanya berpengaruh pada kehidupan anak saat kecil, tapi juga saat mereka dewasa.
Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak anak.
Dampak jangka panjang yang ditimbulkan antara lain:
* Keterbelakangan mental
* Kemampuan belajar yang rendah
* Risiko penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas (*)
Baca Juga: Cegah Stunting Sejak Dini dengan Makanan Olahan Ikan Ala Rumahan, Ini Resep Lengkapnya!
Source | : | Kompas.com,Kementerian Kesehatan |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar