GridHEALTH.id - Fakta yang sebenarnya saat haid dilarang keramas.
Meskipun menstruasi adalah bagian normal dan alami dari kehidupan wanita, banyak wanita menemukan bahwa menstruasi mereka mengganggu atau mengganggu kehidupan mereka sehari-hari.
Mungkin menstruasi hanya membuat merasa sedikit lelah, atau lelah.
Bisa jadi mengalami sakit perut dan nyeri, tidak terlalu serius tetapi cukup untuk menghabiskan hari di sofa dengan botol air panas.
Rasa sakit yang parah dan pendarahan hebat harus diselidiki oleh dokter, tetapi tingkat ketidaknyamanan yang rendah dapat dihindari dengan melakukan sejumlah perubahan gaya hidup.
Panjang siklus menstruasi bervariasi dari satu wanita ke wanita lainnya, namun rata-rata mengalami menstruasi setiap 28 hari.
Siklus teratur yang lebih lama atau lebih pendek dari ini, dari 23 hingga 35 hari, adalah normal.
Menstruasi berlangsung sekitar 2 hingga 7 hari, dan wanita kehilangan sekitar 20 hingga 90ml (sekitar 1 hingga 5 sendok makan) darah dalam satu periode.
Beberapa wanita mengalami pendarahan lebih banyak dari ini, tetapi bantuan tersedia jika menstruasi yang berat menjadi masalah.
Selama masa haid, banyak mitos yang sering didengar.
Salah satunya dilarang keramas saat sedang haid.
Selama ini, banyak yang percaya jika pori-pori kulit kepala akan terbuka lebar jika keramas saat menstruasi.
Selain itu, tak sedikit yang menganggap bahwa keramas saat menstruasi bisa memperbanyak darah haid yang keluar atau sebaliknya.
Namun ternyata, anggapan tersebut justru hanya sebuah mitos belaka.
Melansir dari kominfo.go.id, dr. Sita Ayu Arumi, Sp.OG dari RS Bunda Jakarta memberikan keterangan pada beberapa wanita periode Pra Menstrual Syndrome (PMS) bisa memicu sakit kepala selain timbul keluhan lain seperti kram perut dan merasa tidak enak badan.
Namun, pada kondisi ini, sakit kepala dipicu perubahan hormonal yang terjadi sebelum dan saat haid bukan karena keramas.
Justru, ketika haid wanita disarankan untuk tetap memperhatikan kebersihan tubuhnya, termasuk kebersihan kepala dan rambut.
Anggapan yang sama juga dikatakan oleh dr. Reisa Broto Asmoro yang dilansir dari Serambinews.
Keramas saat menstruasi tidak dapat menyumbat aliran darah hingga mengganggu siklus menstruasi.
"Padahal secara anatomis itu tidak masuk akal, yang namanya mandi dan keramas itu di luar tubuh, sedangkan menstruasi ada di dalam tubuh."
"Jadi nggak ada hubungannya mau dikasih air atau disabunin, justru lebih sehat dibandingin orang yang nggak pernah keramas ataupun mandi," kata dr Reisa.
Maka dari itu, mandi dan keramas saat menstruasi sebenarnya tidak ada larangan.
Baca Juga: Jangan Sembarangan! Inilah Makanan yang Baik Dikonsumsi Saat Nyeri Haid
Faktanya, keramas saat menstruasi justru baik bagi kesehatan.
Keramas secara teratur dapat menjaga kebersihan dan keharuman rambut.
Hal ini dapat menambah rasa percaya diri kita saat bertemu banyak orang.
Salah satu manfaat keramas adalah menghilangkan kotoran dan minyak yang menyebabkan gatal.
Rambut yang jarang dicuci biasanya menjadi sarang kotoran dan minyak.
Kedua hal ini bisa menyebabkan gatal sekaligus penyakit di kulit kepala.
Sering kali mood atau suasana hati kita kembali naik setelah mandi dan keramas.
Beban di kepala seakan menjadi ringan dan kita kembali fresh.
Selain itu, anggapan menstruasi tidak boleh mandi air hangat juga hanyalah sebuah mitos.
Melansir dari medicalnewstoday, air panas dapat membantu merangsang aliran darah, ini sebenarnya dapat membantu meredakan kram menstruasi dan meredakan ketegangan otot.
Pendarahan tidak berhenti setelah perendaman penuh dalam air.
Baca Juga: Siapa Bilang Keramas Saat Menstruasi Tidak Boleh? Ternyata, Beginilah Fakta yang Sebenarnya
Namun, tekanan dari air untuk sementara dapat mencegah darah mengalir keluar dari vagina.
Tidak ada alasan untuk tidak mandi atau berendam selama haid.
Selain itu, lebih baik dan lebih sehat menggunakan air dan sabun lembut tanpa pewangi untuk membersihkan vulva daripada tisu atau produk lainnya.
Ini karena banyak produk perawatan intim yang dapat mengganggu keseimbangan bakteri halus di area genital, sehingga memudahkan infeksi.
Baca Juga: Cek Faktanya! Nyeri Ketika Haid Akan Hilang Setelah Menikah?
Source | : | nhs.uk,Serambinews.com,thewomens.org.au,Gridhealth |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar