GridHEALTH.id - Hari ASI Sedunia diperingati setiap tanggal 1 Agustus dan terdapat Pekasn ASI Sedunia yang berlangsung selama satu pekan pada awal bulan ini.
Mengutip laman World Breastfeeding Week (WBW), Hari ASI Sedunia dimulai pada tahun 1992.
Setiap tahunnya, mengusung tema yang berbeda-beda dan meiliputi sistem perawatan kesehatan, wanita dan pekerjaan, hingga pendidikan serta hak asasi manusia.
Pada tahun ini, tema yang diusung adalah 'Enabling breastfeeding: making a difference for working parents' atau 'Mengaktifkan menyusui: membuat perbedaan bagi orangtua yang bekerja'.
Sebagai informasi, kampanye ini didukung oleh organisasi internasional seperti WHO, UNICEF, dan lainnya.
Tahun ini, temanya berfokus pada menyusui dan ibu pekerja, memberikan peluang strategis untuk mengadvokasi hak-hak penting terkait proses persalinan dan menyusui.
Hal yang menjadi highlight dalam momen ini seperti cuti melahirkan minimal selama 18 minggu, idealnya lebih dari 6 bulan, dan akomodasi di tempat kerja.
Para organisasi internasional dalam bidang kesehatan dan anak merasa, hal tersebut merupakan kondisi mendesak untuk memastikan perempuan dapat menyusui selama yang mereka inginkan.
Diketahui, lebih dari setengah miliar perempuan pekerja tidak diberikan ketentuan dasar persalinan dan lebih banyak lagi merasa tidak mendapatkan dukungan saat mereka kembali bekerja.
WHO memanfaatkan momen Pekan ASI Sedunia ini untuk memperjuangkan praktik terbaik agar para ibu menyusui bisa memperoleh dukungan yang baik di tempat kerja.
Sehingga, pemberian ASI ekslusif dapat dilakukan dengan maksimal oleh para wanita yang bekerja.
Baca Juga: Belum Banyak yang Tahu, Begini Aturan Menyimpan ASI agar Kandungan Gizinya Tetap Terjaga
Melansir laman Mother Love, pada 1989 WHO dan UNICEF mengeluarkan pernyataan bersama yakni "Melindungi, Mempromosikan, dan Mendukung Pemberian ASI: Peran Khusus Layanan Bersalin".
Pernyataan tersebut menguraikan manfaat menyusui, kesehatan bayi dan ibu, kelestarian lingkungan, dan aksesibilitas.
Kedua organisasi tersebut menguraikan langkah-langkah yang dapat ditindaklanjuti oleh negara-negara untuk mengubah presepsi masyarakat tentang menyusui.
Ini juga bermaksud menjadi cara untuk meningkatkan dukungan budaya bagi ibu yang memilih untuk menyusui.
Pada 1990, UNICEF lalu menulis Deklarasi Innocenti, sebuah komitmen untuk melindungi dan mendukung pemberian ASI dengan menangani norma sosial, peraturan tempat kerja dan memberikan pendidikan yang memadai bagi para ibu.
Deklarasi tersebut mengakui, bahwa menyusui adalah elemen penting dari kesehatan bagi ibu dan anak.
Selain melindungi kesehatan fisik keduanya, pemberian ASI eksklusif juga berpengaruh dalam peningkatan kesehatan mental.
Seperti yang sudah diketahui, menyusui adalah cara ibu memberikan nutrisi yang ideal untuk anak dalam dua tahun pertama kehidupannya.
Ini menjadi dasar dalam kesehatan dan kesejahteraan jangka panjang hingga anak tumbuh dewasa.
Bagi ibu, bisa mendapatkan manfaat menyusui seperti menurunkan risiko kanker payudara dan ovarium.
Juga, mengurangi kemungkinan berkembangnya depresi yang terjadi setelah proses persalinan. (*)
Baca Juga: Tak Hanya Memperlancar ASI, Ini Manfaat Lain Daun Kelor, Cara Mengolahnya Harus Benar
Source | : | PAHO,World Breastfeeding Week,Mother Love |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar