Pola asuh yang kurang memerhatikan kondisi kesehatan anak, juga dapat menjadi penyebab stunting.
Ini karena anak yang sering sakit, tubuhnya kurang mampu menyerap nutrisi secara optimal.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan, kondisi ini terjadi pada orangtua yang tinggal di pedesaan maupun perkotaan.
"(Contohnya) di Jakarta meski gemerlap, tetapi masih ada sudut-sudut di Jakarta Utara, Jakarta Barat yang rumahnya berdesak-desakan, airnya tidak cukup, rumahnya kumuh, ada kasus TBC (tuberkulosis), akhirnya (membuat anak) stunting," jelasnya.
Selain berkaitan dengan kondisi fisik, perkembangan kognitif dan sosial juga termasuk bagian dari pola asuh, dikutip dari Nakita (14/8/2023).
Kurangnya stimulasi dan interaksi dengan lingkungan sekitar, dapat menyebabkan perkembangan anak terhambat.
Perlu dipahami, kalau pola asuh bahkan harus diterapkan sebelum si buah hati dilahirkan ke dunia.
Selama kehamilan, sangat penting sekali bagi ibu hamil untuk menjaga kesehatannya, karena ini berkaitan dengan pertumbuhan anak.
Asupan gizi yang tidak memadai dan perawatan kesehatan yang minim selama kehamilan, dapat menghambat pertumbhan janin.
Meskipun jarang disadari, ternyata pola asuh mempunyai peran yang besar terhadap risiko anak stunting.
Maka dari itu, penerapan pola asuh yang tepat diperlukan bahkan sebelum kelahiran, untuk meminimalisir risiko terjadinya stunting pada anak yang dapat merugikan kehidupannya. (*)
Baca Juga: Mencegah Stunting dengan Rajin Konsumsi Telur, Ini Porsi yang Tepat
Source | : | Kompas.com,Nakita.ID |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar