Melansir Healthline, risiko jangka panjang asam lambung berikutnya bila tidak diobati yakni terjadinya striktur esofagus.
Akibatnya, kerongkongan bisa menjadi lebih sempit dan kencang. Apabila terjadi, pengidapnya akan kesulitan atau terasa sakit ketika menelan.
Ini juga akan membuat sulit untuk makanan dan minuman melewati esofagus menuju ke perut, serta bernapas dapat terasa terbatas.
Isi lambung yang naik tanpa disadari bisa terhirup ke dalam paru-paru. Ini bisa mengakibatkan pneumonia aspirasi, infeksi paru yang menimbulkan berbagai gejala.
Di antaranya demam, batuk yang dalam, dada sakit, napas tersengal, kelelahan, warna kulit membiru, dan bahkan kematian.
Pnemumonia aspirasi dapat berdampak serius dan fatal jika kondisinya tidak diobati.
Orang-orang yang mengidap asam lambung agak lebih tinggi risikonya untuk mengalami kanker esofagus.
Jenis kanker ini dikenal juga sebagai adenokarsinoma esofagus.
Bagian terbawah esofagus yang paling terdampak oleh kondisi ini, mengakibatkan gejala berupa kesulitan menelan.
Selain itu juga membuat berat badan turun, nyeri di dada, batuk-batuk, gangguan pencernaan yang parah, dan heartburn yang buruk.
Pada tahap awal, masalah kesehatan ini seringnya tidak menyebabkan gejala apapun dan baru merasakan gejalanya saat sudah sampai tahap stadium selanjutnya.
Untuk mengurangi risiko jangka panjang asam lambung, hindari makanan tertentu yang menyebabkan kekambuhan, ubah kebiasaan makan, menurunkan berat badan, hingga menggunakan pakaian yang longgar. (*)
Baca Juga: Manfaat Jus Lidah Buaya untuk Asam Lambung, Ampuh Mengatasi Rasa Sakit Jika Dikonsumsi Seperti Ini
Source | : | Healthline,Tampabay Reflux Center |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar