Sejumlah program pun dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut dan tentunya juga dibutuhkan dukungan dari semua pihak.
"Bersama-sama, kita bisa mencapai nol kematian akibat dengue pada tahun 2030. Mari kita bersatu untuk membagikan pengetahuan, sumber daya, serta kepedulian kita akan bahaya penyakit dengue di Indonesia," kata dr. H. Suir Syam, M.Kes. MMR, Ketua Kaukus Kesehatan DPR RI dan Ketua KOBAR Lawan Dengue.
Adapun program jangka pendek untuk mencegah demam berdarah dari Kementerian Kesehatan adalah Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J).
"Melalui program ini, masyarakat diminta meluangkan 10 menit, setiap jam 10 pagi selama 10 minggu berturut-turut untuk lihat apakah ada genangan," kata Wamenkes Dante.
"Itu sudah berjalan. Jadi program ini pada prinsipnya dari masyarakat untuk masyarakat," sambungnya.
Selain Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik, pemerintah juga memperkuat langkah pencegahan dan penanggulangan dengan vaksin DBD.
Vaksin dengue telah terbukti efektif dan efisien untuk mencegah demam berdarah.
Saat ini, sudah ada dua jenis vaksin yang disetujui oleh BPOM dan beredar di masyarakat, yakni vaksin Dengavaxia dan Qdenga.
Upaya berikutnya yang dijalankan untuk memberantas dengue, yakni dengan memandulkan nyamuk aedes aegypti menggunakan nyamuk Wolbachia.
"Kalau dia kawin dengan nyamuk aedes aegypti, lama-kelamaan nyamuk aedes aegypti tidak menyebabkan dengue lagi," pungkas Dante.
Dengan program-program tersebut dan keterlibatan masyarakat, diharapkan kasus DBD semakin lama semakin menurun. (*)
Baca Juga: 9 Tips Ampuh yang Wajib Dicoba untuk Menghilangkan Nyamuk di Rumah!
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar