GridHEALTH.id - Saat menjalani aktivitas sehari-hari tanpa bisa dicegah muncul luka di kulit.
Luka adalah saat kulit atau jaringan tubuh lainnya mengalami kerusakan. Bentuk luka bisa berupa goresan atau tertusuk.
Merawat luka perlu dilakukan dengan benar, sehingga tidak terjadi komplikasi seperti infeksi dan proses penyembuhan lebih lama.
Selain itu, cara merawat luka yang tepat juga akan mencegah tertinggalnya bekas luka ketika sudah pulih.
Akan tetapi seperti yang diketahui, sejak dulu hingga saat ini masih banyak mitos-mitos seputar perawatan luka yang masih dipercayai.
Contohnya membiarkan luka sembuh sendiri atau menggunakan bahan alami, seperti kunyit, yang ditempelkan langsung ke luka.
"Luka kecil dengan tidak ditangani dengan benar akan memicu masalah ke depannya. (Misalnya) mengalami infeksi, keluar nanahnya, itu baru luka kecil," kata dokter Kevin Mak dalam konferensi pers Hansaplast, Selasa (12/9/2023).
"Bayangkan kalau lukanya besar, terutama pada perempuan yang ditakutkan (muncul) bekas luka," sambungnya.
Dokter yang juga sekaligus edukator kesehatan di media sosial ini, menjelaskan ada tiga tahapan dalam perawatan luka.
"Pertama pasti cuci dengan bersih, kalau bisa pakai air mengalir. Terus pakai antiseptik, tujuannya biar enggak infeksi," katanya.
Selain itu, membersihkan luka dan menggunakan antiseptik juga akan membuat luka lebih mudah sembuh.
Baca Juga: Benarkah Mengoleskan Pasta Gigi Bisa Mengobati Luka Bakar? Cek Faktanya
Cara merawat luka yang berikutnya adalah memastikan kulit yang terluka dalam kondisi lembab.
"Jangan lupa luka wajib lembab. Lembab sama basah itu dua hal yang berbeda, lebih baik pilih produk yang fungsi utamanya untuk melembabkan," jelas dokter Kevin.
Tahap yang terakhir ketika sudah masuk fase penyembuhan, yakni timbulnya jaringan kulit yang baru.
Pada tahap ini, kulit perlu dilindungi menggunakan plester, sehingga tidak mudah terkena debu atau kotoran yang dapat memicu komplikasi.
Edukasi yang aktif dan berkelanjutan tentang pentingnya pertolongan pertama dibutuhkan, karena hanya 3 dari 10 yang siap memberikan pertolongan pertama saat luka.
Apalagi seringkali orang abai terhadap pentingnya mempersiapkan P3K (Pertolongan Pertama pada Kecelakaan).
Ketika belum terluka orang kerap abai dan baru sadar pentingnya hal tersebut ketika sudah terluka.
"Berkaca dari pengalaman ini, betapa pentingnya menyiapkan pengetahuan, setelah kita ngerti, kita terapkan juga baik di rumah maupun di kegiatan kita," kata Senior Brand Manager Health Care PT Beiersdorf Indonesia Yosephine Caroline.
Upaya meningkatkan pengetahuan pemberian pertolongan pertama dan perawatan luka dilakukan oleh Hansaplast melalui program Anak Siaga Hansaplast (ASH) yang telah diadakan sejak 2015.
Tahun ini Hansaplast melakukan inovasi baru melalui program pelatihan khusus Anak Siaga Champion, rangkaian edukasi mengenai pertolongan pertama pada luka di sosial media dan juga jingle baru Hansaplast.
Tenaga medis pun juga dilibatkan dalam upaya meningkatkan kesadaran terhadap pertolongan pertama pada luka. (*)
Baca Juga: Manfaat ASI untuk Kulit Bayi: Keajaiban Kesehatan Kulit yang Tak Tergantikan
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar