GridHEALTH.id - Tahi lalat atau nevus, adalah bintik-bintik pigmen pada kulit dengan berbagai ukuran dan bentuk.
Bintik-bintik dengan warna sedikit gelap ini, bisa berada di seluruh bagian tubuh, seperti wajah atau tangan.
Kebanyakan tahi lalat di tubuh bersifat jinak. Tapi, beberapa juga menjadi perhatian karena mengalami perubahan dalam ukuran, bentuk, atau warna.
Jika kondisi itu yang terjadi, maka bisa saja keberadaan tahi lalat tersebut merupakan tanda adanya masalah kesehatan.
Meskipun tidak ganas sekalipun, beberapa orang mungkin merasa kurang nyaman dengan tahi lalat yang ada di tubuhnya, sehingga berusaha untuk menghilangkan.
Sekarang ini, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan tahi lalat di tubuh.
Mulai dari pembedahan, krioterapi atau penghilangan dengan pembekuan, elektrokauterisasi (menggunakan aliran listrik), hingga penggunaan laser.
Semua metode tersebut, biasanya akan disesuaikan dengan jenis dan juga lokasi tahi lalat yang akan dihilangkan.
Perlu diketahui, tahi latat terbagi menjadi dua jenis yakni tahi lalat jinak (nevus non-kanker) dan tahi latat berpotensi berbahaya (nevus yang berpotensi jadi kanker kulit).
Tahi lalat yang memiliki ciri-ciri seperti perubahan bentuk, warna, atau ukuran harus segera diperiksa oleh seorang dokter kulit.
Menghilangkan tahi lalat termasuk prosedur yang aman, selama dilakukan oleh profesional medis yang berkualifikasi.
Baca Juga: Cara Mudah dan Cepat Mengatasi Kaki Kapalan, Cuma Butuh Dua Bahan Alami Ini
Kendati demikian, perlu tahu juga beberapa risiko yang mungkin terjadi dan bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan.
Setelah prosedur penghilangan, luka dapat menjadi tempat infeksi jika tidak dirawat dengan baik.
Setelah prosedur menghilangkan tahi lalat selesai dilakukan, mungkin pada kulit area tersebut akan tertinggal bekas luka atau sikatrik.
Seberapa besar bekas luka ini, tergantung pada metode penghilangan yang dilakukan dan faktor-faktor individu lainnya.
Beberapa metode untuk menghilangkan tahi lalat bisa menyebabkan pendarahan ringan.
Tapi tenang, dokter yang mengerjakan prosedur penghilangan akan mengendalikan kondisi ini.
Setelah menghilang, area kulit yang dulu memiliki tahi lalat bisa mengalami perubahan pigmen.
Ini menyebabkan area kulit tersebut menjadi lebih gelap atau terang daripada kulit sekitarnya.
Risiko menghilangkan tahi lalat yang terakhir berhubungan dengan rasa nyeri atau tidak nyaman yang dirasakan ketika prosedur dilakukan, terutama saat efek anestesi habis.
Setelah menghilangkan tahi lalat, penting untuk mengikuti petunjuk perawatan yang diberikan oleh dokter untuk mencegah infeksi dan meminimalkan risiko komplikasi.
Ini mungkin melibatkan merawat luka dengan benar dan menghindari paparan langsung sinar matahari di area yang dihilangkan. (*)
Baca Juga: 6 Langkah Efektif Menghilangkan Bekas Cacar, Kulit Kembali Lagi Mulus
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar