6. Kejang, terjadi pada satu sisi tubuh atau keduanya
Melansir Children's Hospital of Philadelphia, stroke anak dialami sekitar 25 dari 100.000 bayi baru lahir dari 12 dari 100.000 anak usia di bawah 18 tahun.
Selain bayi baru lahir, stroke juga berisiko dialami oleh anak dengan kondisi berikut:
• Anak-anak yang mengalami anemia sel sabit, gangguan kekebalan tubuh, atau masalah pembekuan darah.
• Anak yang tadinya sehat, tapi didapati mengidap penyakit seperti penyempitan pembuluh darah.
Gejala stroke yang telah disebutkan di atas, kerap kali terlewatkan atau salah diagnosis dengan penyakit lain seperti migrain, epilepsi, atau infeksi virus.
Untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, perlu dilakukan pemeriksaan MRI (magnetic resonance imaging) atau CT scan.
Bila didapati anak mengidap stroke dan masih tahap awal, maka dilakukan pengobatan untuk mendukung aliran darah ke otak.
Seperti pemberian obat pengencer darah dan vitamin khusus atau penggunaan kateter untuk menghilangkan gumpalan besar di pembuluh darah, agar aliran darah ke otak pulih.
Untuk jenis stroke tertentu, pengobatan stroke anak membutuhkan operasi untuk menghilangkan potongan tulang, terutama saat terjadi pembengkakan parah di otak. (*)
Baca Juga: Kurangi Risiko Stroke, Dokter Sarankan Rutin Tensi Mandiri di Rumah
Source | : | chop.edu,John Hopkins Medicine |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar