Menurut CDC, dalam keluarga sedarah cenderung memiliki banyak gen yang sama yang dapat memengaruhi seseorang terkena tekanan darah tinggi dan penyakit lainnya.
Hal ini juga berhubungan dengan beberapa kebiasaan yang sama dalam keluarga seperti pola makan, olahraga, dan merokok.
Berat badan yang berlebih mengakibatkan perubahan pada pembuluh darah, ginjal, dan beberapa bagian tubuh lainnya. Ini biasanya juga memengaruhi tekanan darah.
Mempunyai berat badan berlebih atau obesitas, juga meningkatkan risiko penyakit jantung dan faktor risikonya, yaitu kolesterol tinggi.
Tubuh yang lebih jarang digerakkan bisa menyebabkan kenaikan berat badan. Disebutkan sebelumnya, bobot tubuh tidak ideal meningkatkan risiko tekanan darah tinggi.
Orang yang kurang aktif juga cenderung mempunyai detak jantung yang tinggi, meningkatkan jumlah darah yang dipompa lebih banyak.
Merokok konvensional dengan tembakau atau menggunakan vape, bisa membuat tekanan darah meningkat.
Merokok tembakau merusak dinding lapisan pembuluh darah dan mempercepat arteri mengeras.
Meski lezat, makanan asin dengan kandungan garam yang tinggi bisa menyebabkan hipertensi.
Ini karena makanan tinggi garam mengganggu keseimbangan natrium alami dalam tubuh, yang menyebabkan resistensi cairan sehingga tekanan darah meningkat.
Tingkat stres yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah sementara.
Kondisi ini juga memengaruhi gaya hidup seperti makan lebih banyak, merokok lebih sering, atau minum alkohol yang bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah lebih lanjut. (*)
Baca Juga: 9 Makanan yang Bisa Menaikkan Tensi, Konsumsi Secukupnya Saja Supaya Tekanan Darah Kembali Normal
Source | : | Mayo Clinic,American Heart Association |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar