Arteri yang rusak ini tidak mampu mengantarkan darah yang cukup ke jaringan ginjal, membuat fungsinya tidak maksimal.
Risiko gagal ginjal selanjutnya juga cukup tinggi pada seseorang yang mengidap diabetes.
Mengutip National Institutes of Health (NIH), gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah di ginjal.
Saat pembuluh darah rusak, maka fungsinya untuk memfilter darah akan mengalami gangguan.
Selain itu, banyak penyandang diabetes yang juga mengalami tekanan darah tinggi, sehingga risikonya menjadi lebih besar.
Situs resmi P2PTM Kemenkes menyebutkan, salah satu faktor risiko dari penyakit ini adalah penggunaan obat pereda nyeri jangka panjang.
Kemungkinan terjadinya penyakit ini karena pemakaian obat pereda nyeri jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal.
Kejadiannya paling sering ditemukan pada orang berusia lebih dari 45 tahun dan seringnya tanpa gejala.
Air merupakan kebutuhan tubuh yang paling dasar, tapi seringkali terlupakan.
National Kidney Foundation menegaskan, tubuh yang terhidrasi dengan baik dapat membantu ginjal untuk membersihkan kelebihan natrium dan racun dari tubuh.
Jika hal tersebut tidak terpenuhi, maka fungsinya tidak berjalan sebagaimana mestinya dan risiko gagal ginjal meningkat.
Jumlah air yang direkomendasikan untuk dikonsumsi sekitar 2 liter per hari atau disesuaikan dengan aktivitas yang dijalani. (*)
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar