GridHEALTH.id - Mempunyai gula darah rendah, ternyata sama berbahya jika kadarnya terlalu tinggi.
Gula merupakan sumber energi utama tubuh yang mendukung aktivitas.
Gula darah rendah atau hipoglikemia, merupakan kondisi serius yang dapat memengaruhi aktivitas.
Kondisi ini terjadi saat kadar gula darah berada di batas batas normal, kira-kira lebih rendah dari 70 mg/dL.
Bila kondisi ini dibiarkan, kesehatan berbagai sistem tubuh akan terganggu dan memiliki konsekuensi serius.
Gula darah yang rendah dapat menyebabkan penurunan energi yang signifikan.
Seseorang yang hipoglikemia sering merasakan kelelahan yang berat, disertai kelemahan fisik.
Aktivitas sehari-hari yang sederhana seperti berjalan atau mengangkat benda akan sulit dilakukan.
Bahaya gula darah rendah berikutnya adalah tubuh yang gemetar, terutama pada tangan dan kaki.
Tak hanya itu, tubuh juga biasamya memberikan respons berupa produksi keringat berlebihan, berakibat sensasi basah di kulit.
Gangguan kognitif seperti kesulitan berkonsentrasi dan fokus adalah dampak lain dari gula darah rendah.
Baca Juga: 8 Bahaya Diabetes Akibat Gula Darah Tidak Terkontrol, Wajib Waspada
Pasalnya otak membutuhkan glukosa sebagai bahan bakar utama dan jika jumlahnya kurang, maka fungsi kognitif akan terganggu.
Gula darah rendah dapat menyebabkan sensasi pusing dan paling ekstrem, bisa pingsan.
Ini terjadi karena otak tidak mendapatkan pasokan glukosa yang cukup untuk berfungsi dengan baik.
Hipoglikemia dapat memengaruhi suasana hati seseorang, menyebabkan perubahan mood yang tiba-tiba.
Seseorang mungkin merasa sangat marah, gelisah, atau bahkan depresi.
Penglihatan kabur atau gangguan penglihatan sementara bisa terjadi ketika gula darah rendah.
Terjadinya gangguan pada mata disebabkan oleh kurangnya pasokan glukosa ke saraf mata.
Gula darah rendah dapat memengaruhi jantung, menyebabkan detak jantung yang tidak teratur atau cepat.
Ini dapat menjadi masalah serius bagi individu dengan kondisi jantung yang sudah ada.
Jika hipoglikemia berlanjut tanpa pengobatan, dapat menyebabkan kerusakan saraf jangka panjang, yang dikenal sebagai neuropati.
Akibatnya dapat memengaruhi fungsi tubuh dan kualitas hidup secara keseluruhan. (*)
Baca Juga: Tanpa Periksa, Begini Cara Tahu Gula Darah Tinggi yang Berisiko Diabetes
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar