GridHEALTH.id - Menggigit kuku sudah menjadi kebiasaan sejumlah orang, yang bahkan dilakukan tanpa disadari.
Rata-rata, kebiasaan ini sudah dilakukan sejak masa anak-anak dan berlangsung hingga dewasa.
Melansir UCLA Health, gigit kuku seringkali dijadikan sebagai cara untuk mengurangi perasaan gugup ataupun bosan.
Akan tetapi, ini seringkali juga dikaitkan dengan masalah emosional atau psikologis tertentu.
Misalnya gangguan kecemasan, gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas (ADHD), enuresis atau mengompol, hingga tic disorder.
Apapun penyebabnya dan kapan kebiasaan ini dimulai, sering menggigit-gigit kuku bukan merupakan hal yang baik dan bisa berdampak buruk pada kesehatan.
Pasalnya, di bawah kuku terdapat kotoran yang mengandung bakteri berbahaya, salah satunya Staphylococcus.
Bakteri tersebut akan dengan mudah masuk ke tubuh ketika kuku-kuku jari sedang digigit. Berikut beberapa konsekuensi yang harus diketahui.
Bakteri yang masuk ke tubuh saat menggigit kuku, akan menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan.
Ini kemudian yang menjadi alasan mengapa seseorang mengalami sakit perut bahkan hingga diare.
Dampak negatif lainnya yang ditimbulkan dari kebiasaan ini adalah infeksi Paronychia, yang berawal dari daging sekitar kuku yang terluka.
Baca Juga: 5 Cara Alami Menghilangkan Noda Hitam di Kuku, Mudah dan Efektif
Source | : | Cedars-sinai.org,UCLA Health |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar