Sebagian besar kasus Bell's Palsy disebabkan oleh infeksi virus herpes simplex, virus yang juga menyebabkan cacar air dan herpes kelamin. Virus ini dapat menyebabkan peradangan saraf wajah, yang kemudian mengakibatkan kelumpuhan.
Selain herpes simplex, beberapa virus lainnya juga dapat menjadi penyebab Bell's Palsy, seperti virus varicella-zoster (penyebab cacar air dan herpes zoster) dan virus campak.
Beberapa faktor risiko seperti diabetes, penyakit peradangan tengah telinga, dan riwayat keluarga dengan riwayat Bell's Palsy dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami kondisi ini.
Jagalah kebersihan diri dan hindari kontak langsung dengan orang yang menderita infeksi virus yang dapat menyebabkan Bell's Palsy. Pertahankan sistem kekebalan tubuh yang sehat dengan pola makan seimbang, olahraga teratur, dan cukup istirahat.
Hindari kontak langsung dengan orang yang menderita cacar air, herpes zoster, atau infeksi virus lainnya yang dapat berhubungan dengan Bell's Palsy.
Jika Anda mengalami gejala tidak normal pada wajah atau adanya kelumpuhan, segera berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Meskipun mitos tentang kipas angin sebagai penyebab Bell's Palsy dapat ditemui di berbagai komunitas, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini.
Bell's Palsy lebih cenderung dipicu oleh infeksi virus, terutama virus herpes simplex, serta faktor risiko seperti diabetes dan riwayat keluarga.
Penting untuk memahami bahwa munculnya Bell's Palsy biasanya berkaitan dengan faktor-faktor medis dan bukan dengan penggunaan kipas angin.
Sebagai gantinya, fokus pada praktik kesehatan umum, hindari kontak langsung dengan orang yang menderita infeksi virus, dan konsultasikan dengan profesional kesehatan jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan.
Kesehatan wajah dan tubuh secara keseluruhan lebih baik dijaga dengan pengetahuan medis yang akurat dan langkah-langkah pencegahan yang efektif. (*)
Baca Juga: Selama ini Tampak Sehat, Samuel Zylgwyn Ternyata Sempat Mengidap Bell's Palsy, Ini Faktanya
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar